
Mataram (NTBSatu) – Mantan Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah menanggapi peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Menurut Bang Zul -sapaan akrabnya, Danantara merupakan terobosan ekonomi yang sangat bagus. Sebab, uang rakyat dikelola oleh sebuah badan investasi.
“Kalau di negara lain itu seperti Temasek di Singapura, dan Khazanah di Malaysia,” jelasnya kepada NTBSatu, Selasa, 25 Februari 2025.
Namun, Bang Zul mengingatkan, pemerintah jangan hanya membebankan Danantara untuk menghasilkan proyek yang bersifat cepat atau jangka pendek. Karena yang menjadi tantangan adalah bagaimana menyukseskan proyek yang bersifat panjang, seperti industrialisasi, investasi, dan hilirisasi.
“Untuk menghasilkan barang tambang, seperti bauksit, nikel, dan lainnya membutuhkan waktu yang lama. Contohnya smelter kita di Sumbawa kan belum rampung. Saya aja waktu jadi Gubernur susah memperkenalkan industrialisasi,” ujarnya.
Bang Zul pun menekankan, jangan sampai Danantara menjadi bumerang bagi pemerintah karena membiayai investasi dan hilirisasi yang membutuhkan biaya mahal dan proses panjang.
“Nanti tahun depan masyarakat udah tanya, mana hasil dari Danantara? Kita tahu sendiri kalau investasi atau hilirisasi ini return-nya lama. Makanya sulit diwujudkan dalam waktu yang cepat,” tambahnya.
Oleh sebab itu, ia menyarankan agar Danantara ini perlu mendapat pendampingan oleh orang yang tepat. Sehingga pengelolaan anggaran untuk investasi, industrialisasi, atau hilirisasi bisa berlangsung efektif dan efisien.
“Menteri Investasi, Pak Rosan Roeslani dan Wamen BUMN, Pak Dony Oskaria adalah teman-teman saya. Tapi, saya pikir mereka perlu didampingi juga oleh orang yang tepat,” tandas Bang Zul.
Profil Danantara
Sebagai informasi, Danantara berwenang mengelola sumber daya alam hingga aset-aset BUMN. Total aset di bawah pengelolaannya (AUM) menembus US$980 miliar atau setara Rp15.978 triliun.
Untuk saat ini, badan pengelola investasi tersebut membawahi tujuh BUMN raksasa. Mereka adalah adalah PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan MIND ID.
Chief Operating Officer (COO) BPI Danantara, Dony Oskaria menyebut, nantinya pihaknya akan menaungi semua BUMN. “Seluruh BUMN masuk, jadi bukan hanya 7, seluruhnya,” ungkap Dony di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 24 Februari 2025. (*)