Mataram (NTBSatu) – Wali Kota Bima Periode 2018 – 2023, HM Lutfi bergeming soal peran orang lain yang menjebloskannya ke penjara. Lutfi menghormati proses hukum yang dijalaninya meski sebagai tersangka tunggal.
“Yang pasti sejak awal klien kami menghormati proses hukum di KPK. Pak Lutfi kan selalu menyebut, hukum sebagai panglima. Ya kita hormati,” kata Kuasa Hukum HM Lutfi, Abdul Hanan, SH.
Lutfi juga bergeming dengan opini yang berkembang, terakit perang istri dan keluarganya dalam kasus ini. Termasuk ketika Ketua KPK, Firli Bahuri dalam sesi jumpa pers, mengungkap skenario gratifikasi proyek yang melibatkan istri dan kolega Lutfi.
Berita Terkini:
- Polisi Telusuri Pelanggaran SOP Terkait Dugaan Malapraktik Balita asal Bima
- Umi Dinda Sebut Isu Rebut Kursi Ketua DPD Golkar NTB Sengaja Dimainkan
- Fahri Hamzah: Pemerintah Harus Kendalikan Tanah untuk Perumahan Rakyat
- Harga iPhone 12 hingga iPhone 16 Banjir Diskon Rp4 Juta di iBox Akhir Juni 2025
“Ya nanti itu, apapun pernyataan KPK, kita uji di pengadilan. Kita gak mau keluar dari itu,” tegasnya.
Hanan yang juga mendampingi pemeriksaan Istri Lutfi, Hj. Ellya oleh KPK, tak mau menyinggung hasil pemeriksaan di tingkat penyidikan.
Meskipun dalam kasus tindak pidana korupsi tidak berdiri sendiri. Berlaku pasal 55 KUHP yang memungkinkan menyeret peran orang lain.
Apakah Lutfi “pasang badan” mempertanggung jawabkan sendiri kasus ini?
“Pak Lutfi tidak pernah mengatakan seperti itu. Sekali lagi yang jelas, kita uji nanti di Pengadilan,” pungkas Hanan.