Mataram (NTB Satu) – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengungkapkan ada 16 kasus perundungan sekolah yang terjadi dalam kurun Januari sampai Juli 2023. Dari 16 kasus tersebut, sebanyak empat kasus terjadi pada awal masuk tahun ajaran baru bulan Juni 2023.
Dalam laporan FSGI tersebut yang disampaikan Jumat, 4 Agustus 2023, rata-rata kasus perundungan terjadi di SD (25%) dan SMPN (25%). Sedangkan untuk tingkat SMA (18,75%), SMK (18,95%), MTs (6,25%) dan Pondok Pesantren (6,25%).
Selain itu, FSGI juga mencatat, terdapat 43 orang yang menjadi korban perundungan di sekolah dalam waktu tujuh bulan pertama 2023, jumlahnya 41 siswa dan dua guru.
“Sementara untuk pelaku perundungan didominasi oleh siswa, sebanyak 87 orang. Sisanya pelaku berasal dari tenaga pendidik sebanyak 5 orang, 1 orang tua siswa, dan 1 Kepala Madrasah,” ungkap Sekretaris Jenderal FSGI, Heru Purnomo, dalam rilis yang diterima NTBSatu, Jumat, 4 Agustus 2023.
Bila dilihat sesuai daerah tempat terjadi perundungan, kata Heru, terdapat 8 daerah yang sering terjadi perundungan di sekolahnya.
Baca Juga :