Mataram (NTB Satu) – Partai politik (parpol) saat ini tengah berlomba untuk mengincar salah satu ceruk suara terbesar dalam pemilihan umum nanti. Suara yang akan diperebutkan yakni ceruk yang berasal dari generasi milenial dan generasi Z atau gen Z.
Salah satu parpol yang menyatakan akan fokus kepada garapan suara milenial yakni PAN. Sekretaris DPW PAN NTB Hasbullah Muis mengatakan, saat ini ketertarikan terhadap suara milenial bukan hanya PAN tetapi seluruh Partai Politik.
Kemudian ia mengatakan dibutuhkan langkah komprehensif tak hanya untuk menggaet suara. Tetapi juga meningkatkan kesadaran politik generasi Z untuk mempersiapkan kepemimpinan masa depan.
“Jadi PAN ini bisa dikatakan partai yang sangat milenial. Secara nasional PAN yang memang banyak memiliki kader dan caleg yang berasal dari artis,” ujarnya belum lama ini di Mataram.
Lebih lanjut Muis menjelaskan, dalam proses melakukan pendekatan terhadap pemilih milenial maupun terhadap bacalegnya bukan semata-mata diukur dari kuantitas. Ia menginginkan keberadaan pemilih pemula bisa menjadi daya dorong partai untuk meningkatkan elektabilitasnya.
“Tetapi bukan berarti kualitas tidak dikedepankan, artinya dari situ sangat terlihat bahwa PAN ini sangat diminati oleh kelompok milenial dan gen Z” katanya.
Lalu ia juga memaparkan bagaimana mekanisme penyusunan bacaleg selalu berdasarkan pada preferensi pemilih milenial. Hal ini dilakukan agar caleg-caleg yang dimiliki PAN dapat survive terhadap ceruk suara yang dinilai memiliki market yang luas dan jumlah yang banyak.
“Dalam komposisi penyusunan caleg, kami memberikan ruang yang sangat besar, karena pemilih yang milenial ini adalah pemilih yang rasional. Kemudian dalam strata umur pemilih milenial adalah pemilih terbanyak dan itu sangat strategis untuk di garap,” ujarnya.
Kemudian kebutuhan partai politik untuk merespons kecenderungan generasi milenial seiring dengan besarnya jumlah pemilih dari kelompok pemilih tersebut.
Hal ini jugavmengacu dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pemilu 2024 akan didominasi oleh pemilih berusia 17-40 tahun, yakni sebanyak 107 juta-108 juta penduduk atau sebesar 53-55 persen dari total penduduk Indonesia. (ADH)