Target Investasi NTB 2026 Naik Jadi Rp68 Triliun, Fokus Pariwisata hingga Pertanian
Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Pusat memasang target investasi kepada Provinsi NTB pada tahun 2026, mencapai Rp68 triliun. Meningkat Rp7 triliun dari tahun 2025, yaitu Rp61 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB, Irnadi Kusuma mengatakan, kenaikan ini berdasarkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Untuk merealisasikan target tersebut, ke depan NTB akan fokus pada tiga sektor utama. Yaitu, pariwisata, pertanian, dan energi. Serta, secara perlahan akan mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan.
“Ini sesuai dengan yang dicanangkan Bapak Gubernur,” kata Irnadi, Kamis, 18 Desember 2025.
Ketiga sektor tersebut juga merupakan bagian dari kerja sama dengan dua provinsi tetangga, yakni Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Misalnya, di bidang energi terbarukan. Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal mencanangkan NTB bersama NTT sebagai produsen energi untuk Bali yang saat ini suplainya masih dari Jawa.
Ini tentunya, lanjut Irnadi, akan menarik investor untuk datang ke NTB. Dalam beberapa kesempatan, potensi energi yang dimiliki NTB seperti memiliki 77 bendungan dan potensi floating solar panel yang mampu menghasilkan ribuan megawatt listrik.
“Belum lagi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) darat, geothermal hingga mikrohidro,” ujarnya.
Di bidang pariwisata, NTB sudah membuka sejumlah rute penerbangan baru. Di antaranya, menuju Labuan Bajo, Tambolaka, Waingapu, Malang, dan Banyuwangi, serta beberapa penerbangan internasional.
Tak hanya itu, ke depan untuk menghubungkan dengan destinasi pulau kecil di NTB, pemerintah berencana akan menghadirkan seaplane atau pesawat air dari Bandara Lombok ke beberapa destinasi lainnya.
Termasuk pembangunan dua pelabuhan kapal cepat juga sebagai langkah untuk memajukan pariwisata, melalui peningkatan konektivitas. Harapannya bisa mendongkrak ekonomi.
Di sektor pertanian, NTB menjadi lumbung pangan nasional. Investasi di bidang ini tentu diharapkan mampu menjaga kedaulatan pangan ke depannya.
Saat ini memang investasi di NTB, kata Irnadi, Penanaman Modal Asing (PMA) masih mendominasi, namun tidak jauh berbeda dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). (*)



