Mantan PMI di Mataram Diduga Cabuli Siswi Kelas 3 SD, Polisi Terbitkan DPO
Mataram (NTBSatu) – Nasib malang menimpa seorang anak usia 9 tahun asal Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Siswi kelas 3 SD ini diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh tetangganya sendiri inisial PR.
Keluarga korban inisial P mengatakan, pelaku mencabuli korban yang merupakan adik misannya pada November 2025 lalu. Kronologinya, korban bersama kedua temannya pulang dari tempat mengaji.
“Kejadiannya malam hari, setelah salat Isya. Saat itu, pelaku mengajak korban masuk ke rumahnya dengan iming-iming permen,” katanya kepada NTBSatu, Rabu, 17 Desember 2025.
Sementara itu, PR meminta dua teman korban menunggu di luar rumah. Dua rekannya pun memberitahukan kejadian tersebut kepada orang tua korban.
P menjelaskan, orang tua awalnya mengabaikan laporan kedua teman anaknya. “Tapi pas korban pulang dalam kondisi nangis dan cerita, baru mereka percaya,” ucapnya.
Mendengar itu, pihak keluarga mendatangi rumah terduga pelaku yang jaraknya tidak jauh dari rumah mereka. Namun, pelaku yang merupakan mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) tersebut tidak ada di lokasi.
Merasa curiga, keluarga melaporkan kejadian itu pihak kepolisian. ”Langsung lapor ke Polresta Mataram,” ungkapnya.
Setelah melapor, sambung P, kepolisian memeriksa saksi-saksi. Baik dari kalangan keluarga maupun teman korban. Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polresta Mataram juga melakukan visum di RS Bhayangkara.
“Tapi sampai sekarang, terduga pelaku belum berhasil diamankan. Tiga kali surat panggilan telah dilayangkan melalui kepala lingkungan, tapi pelaku tidak datang,” bebernya.
Terpisah, Kasubnit I PPA Sat Reskrim Polresta Mataram, Aiptu Sri Rahayu membenarkan, pihaknya sedang menerima laporan dan mengusut kasus ini. Ia tak mengelak, jika terduga pelaku hingga saat ini masih “kabur” dan belum memberi keterangan kepada kepolisian.
“Kami telah melakukan upaya pencarian, termasuk menerbitkan surat pencarian orang. Sampai saat ini, keberadaan terduga pelaku masih belum kami ketahui,” ucapnya kepada NTBSatu. (MEP/*)


