Pemerintah Pusat Tetapkan 4 Kawasan Strategis Nasional di Sumbawa Barat
Mataram (NTBSatu) – Penetapan empat kawasan strategis nasional di Kabupaten Sumbawa Barat, menandai babak baru pembangunan Pulau Sumbawa.
Pemerintah Pusat resmi memasukkan Kawasan Industri Sumbawa Barat (KISB), hilirisasi perkebunan, sentra komoditas udang, dan kawasan konservasi Gili Balu sebagai prioritas utama dalam RPJMN 2025–2029.
Keputusan ini menempatkan KSB dalam posisi penting sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Bali–Nusra.
Pemerintah Provinsi NTB menyambutnya sebagai peluang besar untuk mengakselerasi agenda industrialisasi, dan pembangunan berkelanjutan dalam RPJMD NTB 2025–2029.
Kepala Bappeda Provinsi NTB, Iswandi mengatakan, penetapan empat kawasan prioritas nasional tersebut bukan hanya pengakuan atas potensi KSB, tetapi juga mandat pembangunan yang harus diterjemahkan dalam kebijakan daerah.
“Industri, perkebunan, komoditas udang, hingga konservasi Gili Balu kini menjadi perhatian nasional. Tugas kami memastikan semua ini masuk dalam RPJMD secara terarah dan memberi dampak nyata,” ujarnya, Selasa, 25 November 2025.
Selain menjadi pusat aglomerasi industri, Kabupaten Sumbawa Barat juga menjadi Kawasan Strategis Provinsi NTB melalui dua zona unggulan.
Pertama, Agrobisnis Pototano–Gili Balu sebagai kawasan agribisnis terintegrasi dengan sektor unggulan agroindustri, perikanan, peternakan, dan pariwisata.
Kedua, Puncak Ngengas Selalu Legini, yang memiliki nilai konservasi tinggi dan menjadi bagian dari kawasan mitigasi bencana berbasis lingkungan hidup.
Kawasan Industri Sumbawa Barat menjadi fokus utama, terutama dalam penguatan agglomerasi industri dan percepatan hilirisasi tembaga.
Pemerintah provinsi tengah mempercepat penyusunan detail perencanaan kawasan, penyederhanaan perizinan, serta penataan ruang yang terintegrasi dengan jaringan transportasi. Iswandi mengungkapkan, kesiapan infrastruktur sebagai syarat utama tumbuhnya kawasan industri.
“Kawasan industri tidak boleh setengah-setengah. Infrastruktur jalan, energi, air bersih, pengolahan limbah, sampai perumahan tenaga kerja harus disiapkan. Kita ingin KISB benar-benar siap menerima investasi besar,” katanya. (*)



