5 Desa di Lombok Timur Jadi Pilot Proyek Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Nasional

Lombok Timur (NTBSatu) – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menetapkan, lima desa di Lombok Timur sebagai lokasi pilot proyek program pengentasan kemiskinan ekstrem.
Bappenas menggandeng Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC) Internasional untuk mempelajari implementasi program di Lombok Timur.
Tim Bappenas dan BRAC Internasional melakukan kunjungan langsung ke Lombok Timur (Lotim), pada Selasa, 21 Oktober 2025.
Bappenas menilai, Lombok Timur sukses menurunkan angka kemiskinan melalui berbagai upaya kolaboratif. Keberhasilan ini menjadi alasan utama pemilihan Lotim sebagai lokasi percontohan.
Kunjungan ini bertujuan melihat langsung implementasi pendekatan graduasi dalam penanggulangan kemiskinan di lokasi.
“Tim ingin mempelajari secara detail kelebihan, kekurangan, dan kendala di lapangan, khususnya isu utama akurasi data masyarakat miskin,” ucap Tim Bappenas dan BRAC.
Tim BRAC bertekad memastikan, semua bantuan yang disalurkan benar-benar mencapai masyarakat yang berhak.
Adapun Wakil Bupati (Wabup) Lombok Timur, Edwin Hadiwijaya menyambut baik penetapan lima desa tersebut. Ia menyampaikan, Pemda saat ini memfokuskan program penanggulangan kemiskinan secara intensif di kawasan transmigrasi.
Lokasi tersebut mencakup Puncak Jeringo, Suela, Perigi, Mekarsari, dan Selaparang. Wabup Edwin menekankan, perencanaan yang baik berbasis data pokok yang akurat adalah kunci keberhasilan program.
“Lombok Timur adalah kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar, hampir seperempat penduduk NTB. Wajar saja provinsi melirik Lotim kalau ingin NTB secara keseluruhan baik-baik saja. Oleh karena itu, semua kebijakan harus dimulai dari perencanaan yang baik,” ujarnya.
Proyek Berlangsung Selama Tiga Tahun
Tim BRAC akan mengadopsi keberhasilan awal model pendampingan intensif yang sebelumnya diterapkan oleh Islamic Relief di Lombok Timur. Mereka akan menerapkannya dalam proyek unggulan provinsi bertajuk “Desa Berdaya”.
Perwakilan BRAC menjelaskan, program ini mengadopsi pendekatan graduasi ketat selama tiga tahun. Program ini mencakup lima komponen kunci, yaitu ketahanan pangan, kemandirian ekonomi produktif, inklusi keuangan, pemberdayaan masyarakat, dan perlindungan lingkungan.
Program ini menerapkan model pendampingan detail dan berkelanjutan dengan fokus pada pendekatan komunitas serta individu. Keunikannya terletak pada durasi pendampingan intensif minggu per minggu dan bulan per bulan.
Bantuan yang diberikan kepada penerima manfaat tidak hanya berbentuk modal usaha. Bantuan itu juga mencakup bantuan awal, pendampingan teknis, serta manajemen keuangan.
Wabup Edwin berharap, proyek ini sukses. Keberhasilan ini akan memungkinkan Pemda dan NGO mengaplikasikan model kolaborasi tersebut secara lebih luas.
Tujuannya, untuk terus menyisir 15.000 Kepala Keluarga miskin lainnya di Lombok Timur dan membawa mereka keluar dari kemiskinan ekstrem. (*)