Ekonomi Bisnis

PHK Massal Starbucks, 900 Karyawan Jadi Korban dan Ratusan Gerai Ditutup

Mataram (NTBSatu) – Starbucks sebagai perusahaan kopi raksasa asal Amerika Serikat memutuskan menutup ratusan gerai. Starbucks juga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal terhadap 900 karyawan di kawasan Amerika Utara. 

Keputusan ini muncul sebagai strategi manajemen untuk mengatasi penurunan kinerja bisnis yang terus melemah dalam beberapa bulan terakhir.

Melansir CNN Business, Sabtu, 27 September 2025, CEO Starbucks, Brian Niccol mengumumkan kebijakan tersebut pada Kamis, 27 September 2025. Ia menjelaskan, perusahaan menutup sekitar satu persen gerai dari total 18.734 toko yang beroperasi hingga akhir Juni.

Dengan demikian, jumlah gerai Starbucks di Amerika Utara hanya mencapai 18.300 pada akhir September.

Sebelumnya, Starbucks sering melakukan penutupan toko dalam skala kecil, tetapi Niccol menekankan kali ini langkahnya jauh lebih besar. Meski begitu, ia menambahkan, perusahaan tetap memasuki fase pertumbuhan baru. 

Starbucks bahkan menyiapkan rencana renovasi lebih dari 1.000 gerai dengan konsep yang lebih segar, mulai dari kursi yang lebih nyaman, colokan listrik tambahan, hingga warna ruangan yang lebih hangat.

Keputusan Berat Perusahaan

Selain penutupan gerai, Starbucks juga melakukan pemangkasan tenaga kerja dalam jumlah besar. Setelah PHK 1.000 karyawan pada Februari lalu, kini 900 pekerja korporat kembali terkena dampaknya. 

Para pegawai tersebut akan menerima pesangon dan dukungan dari perusahaan. Niccol juga mengonfirmasi, banyak lowongan kerja terbuka ikut ditutup.

Dalam keterangannya, Niccol mengakui keputusan ini terasa berat karena menyangkut nasib karyawan beserta keluarga mereka. 

“Saya tahu keputusan ini berdampak pada mitra dan keluarga mereka, dan keputusan ini tidak kami buat dengan mudah,” ujar Niccol.

IKLAN

Namun, ia tetap percaya langkah ini perlu untuk membangun Starbucks yang lebih kuat.  “Saya percaya langkah ini diperlukan untuk membangun Starbucks yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih tangguh,” ungkapnya.

Ia menambahkan, perusahaan ingin menciptakan dampak lebih besar bagi komunitas serta peluang baru untuk mitra dan pemasok. 

“Keputusan ini penting agar Starbucks bisa memperdalam dampaknya di dunia serta menciptakan lebih banyak peluang bagi mitra, pemasok, dan komunitas yang kami layani,” kata Niccol.

Langkah drastis ini memperlihatkan bagaimana Starbucks berusaha bertahan menghadapi tekanan bisnis global yang semakin ketat, khususnya di sektor ritel makanan dan minuman. (*)

Berita Terkait

Back to top button