Pemerintahan

Permintaan Relaksasi Ekspor Tambang, Kementerian ESDM Turun Investigasi ke Smelter PT AMNT

Mataram (NTBSatu) – Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal menyampaikan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait permintaan relaksasi ekspor konsentrat tambang PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Permintaan relaksasi ini, menyusul pertumbuhan ekonomi NTB menyentuh angka minus 1,47 pada triwulan I tahun 2025. Di mana sebagian besar disebabkan mandeknya ekspor tambang.

“Sudah (komunikasi), malahan dari Kementerian ESDM sudah turun ke PT AMNT,” kata Iqbal, Senin, 16 Juni 2025.

Iqbal mengatakan, tim dari Kementerian ESDM sudah melakukan investigasi langsung ke Smelter PT AMNT. Tujuannya mencari tahu alasan belum maksimalnya operasi Smelter ini.

IKLAN

Mereka hadir di Sumbawa pada Rabu, 4 Juni 2025. Saat Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian hadir di NTB beberapa waktu lalu.

“Pada saat Mendagri menanyakan kenapa (ekonomi NTB) turun, sebenarnya tim ESDM sedang berada di Sumbawa, sudah melakukan investigasi kenapa terjadinya pemberhentian operasi Smelter ini,” jelasnya.

Kebijakan hilirisasi di sektor pertambangan melarang untuk melakukan ekspor hasil tambang dalam bentuk mentah. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

IKLAN

“Itu kebijakan dari ESDM, makanya kita minta pertimbangan ke ESDM untuk relaksasi. Dan itu hanya berlaku untuk jumlah dan waktu tertentu,” terang Iqbal.

Ekonomi NTB Sulit Lepas dari Tambang

Sebelumnya, Mendagri, Tito Karnavian akhirnya mengakui, sektor tambang begitu penting bagi pertumbuhan ekonomi di NTB.

Karena itu, Mendagri langsung negosiasi ke Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia untuk segera buka relaksasi ekspor konsentrat PT AMNT.

IKLAN

“Saya baru saja telepon dengan Pak Bahlil dan besok ngajak ketemu. Saya tahu Pak Gubernur sudah bekerja keras untuk menyampaikan agar dilakukan relaksasi,” kata Tito, Rabu, 4 Juni 2025 saat menghadiri Musrenbang Provinsi NTB.

Menurut Tito, langkah ini perlu diambil untuk menyelamatkan NTB dalam waktu singkat. Hingga Smelter PT AMNT benar-benar bisa beroperasi maksimal. Pasalnya, ujar Tito, untuk mencari tambahan pendapatan dengan cepat dari sektor lain dinilai berat.

“Satu-satunya adalah mungkin relaksasi sambil nunggu Smelter selesai, boleh lah mereka ekspor konsentratnya tetap jalan,” jelas Tito.

Tapi harus ada batas waktu, karena berkaitan dengan Smelter yang harus segera eksisting.

“Tidak seterusnya, ketika smelternya sudah selesai, fine, stop. Kira-kira begitu Kalau ingin menyelamatkan NTB dalam waktu singkat,” tutup Tito. (*)

Berita Terkait

Back to top button