Mataram (NTBSatu) – Dunia pinjaman online (pinjol) semakin ramai, tapi bukan hanya jumlah peminjam yang meningkat, angka kredit macet juga patut menjadi perhatian, termasuk di NTB.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Januari 2025, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat rasio kredit macet tertinggi se-Indonesia, lewat indikator TWP 90 (kredit macet di atas 90 hari).
TWP 90 di NTB tercatat sebesar 3,69 persen. Ini kemudian menjadikannya provinsi dengan tingkat gagal bayar pinjol paling tinggi di tanah air.
Secara nasional, total pinjol outstanding dari fintech lending mencapai Rp78,5 triliun, dengan Rp1,97 triliun di antaranya masuk kategori macet (TWP 90), setara dengan 2,52 persen.
Angka ini sebenarnya lebih baik dibanding Desember 2024 (2,6 persen) dan Januari tahun lalu (2,95 persen).
Berikut daftar 10 provinsi dengan rasio TWP 90 tertinggi di Indonesia per Januari 2025:
1. Nusa Tenggara Barat – 3,69 persen
2. Sumatra Selatan – 3,14 persen
3. Sumatra Barat – 3,11 persen
4. Jawa Barat – 3,09 persen
5. Jakarta – 2,87 persen
6. Jawa Timur – 2,76 persen
7. Jawa Tengah – 2,48 persen
8. Lampung – 2,46 persen
9. Papua Pegunungan – 2,23 persen
10. Kepulauan Bangka Belitung – 2,08 persen
Sementara itu, provinsi-provinsi dengan rasio kredit macet paling rendah justru datang dari kawasan timur Indonesia.
Berikut 5 provinsi dengan rasio TWP 90 terendah:
1. Maluku – 0,78 persen
2. Maluku Utara – 0,79 persen
3. Aceh – 0,87 persen
4. Nusa Tenggara Timur – 1,03 persen
5. Bali – 1,05 persen
Meski rasio nasional menurun, beberapa provinsi masih harus kerja keras menurunkan angka gagal bayar. Tingginya kredit macet bisa jadi cerminan rendahnya literasi keuangan digital atau kurangnya pengawasan dalam proses peminjaman.
Jadi, kalau kamu khususnya masyarakat NTB termasuk pengguna pinjol, pastikan pinjam sesuai kemampuan dan jangan lupa bayar tepat waktu. (*)