Mataram (NTBSatu) – Ketergantungan Kota Mataram pada sumber mata air konvensional kian menjadi sorotan.
Dalam kunjungan kerja Panitia Khusus (Pansus) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DPRD Kota Mataram ke PT Air Minum Giri Menang (AMGM) pada Jumat, 2 Mei 2025, desakan agar perusahaan air daerah ini keluar dari zona nyaman dan mulai berinovasi menguat dalam percakapan kebijakan.
Anggota Pansus RTRW, I Gde Wiska menyebut, penurunan debit air di tengah lonjakan pembangunan kota adalah “bom waktu” yang bisa memicu krisis air bersih jika tidak segera diantisipasi.
“Kalau PT AMGM masih mengandalkan pola distribusi dan sumber air yang sama seperti lima atau sepuluh tahun lalu, kita sedang menuju kegagalan sistemik. Jangan sampai warga Mataram jadi korban lambannya inovasi,” tegas politisi PDI Perjuangan itu.
Lebih dari sekadar desakan teknis, Wiska mempertanyakan arah strategis PT AMGM dalam menghadapi masa depan.
“Inovasi itu bukan pilihan, tapi keharusan. Sudah saatnya AMGM berpikir melampaui jaringan pipa: bagaimana dengan pemanfaatan teknologi desalinasi skala kecil, pengolahan air hujan, hingga digitalisasi pemantauan tekanan air di kawasan rawan” katanya.
Kondisi tekanan air rendah di sejumlah wilayah Kota Mataram sudah berlangsung bertahun-tahun, namun penyelesaiannya cenderung tambal sulam.
Wiska mengingatkan, situasi ini dapat memicu respons drastis dari para pengembang. Termasuk, mencari dan mengelola sumber air sendiri di luar sistem PT AMGM.
“Itu bisa jadi kegagalan total bagi layanan publik, ketika warga dan pengembang mulai bergerak sendiri karena tak percaya sistem,” ujar anggota Komisi III DPRD itu.
Lebih lanjut, Pansus meminta agar PT AMGM segera melakukan audit menyeluruh terhadap sistem distribusi. Kemudian, menyusun peta risiko air jangka panjang, dan aktif menjalin kolaborasi lintas sektor. Kebutuhan air tidak bisa terus menjadi korban atas nama pertumbuhan kota.
“Kalau bicara tata ruang, ya jangan lupa air bersih itu syarat dasar kehidupan. Masa kita tata kota tanpa menjamin hak warga untuk air bersih?” tutup Wiska. (*)