Politik

Komisi IV DPRD NTB Dorong Smelter PT Amman Produksi 1 Juta Ton Mineral

Mataram (NTBSatu) – Komisi IV DPRD NTB melakukan kunjungan kerja ke kompleks Smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Senin, 14 April 2025.

Sejumlah poin kesimpulan dari kunjungan itu. Tiga di antaranya berkaitan dengan produksi mineral tembaga dan emas, terkait limbah dan polusi udara.

Ketua Komisi IV DPRD NTB, Hamdan Kasim dalam catatannya, kapasitas Smelter mencapai 1 juta ton per tahun. Baik untuk mineral emas maupun tembaga.

Sementara produksi saat ini, masih jauh dari target. Alasannya masih proses commissioning atau uji coba.

“Sementara selama ini mereka produksi 300.000 ton per tahun. Kita pertanyakan, kenapa tidak mencapai sesuai kapasitas?,” tanya Hamdan di Mataram, Rabu 16 April 2025.

IKLAN

Paling tidak, semestinya sesuai kapasitas 900.000 atau 1 juta ton per tahun. Jangan sampai hanya bertahan pada angka 30 persen dari target.

“Ini akan berdampak pada pendapatan negara dan daerah. Terutama deviden nantinya. Saya khawatir, ini akan merugikan daerah jika terus berlangsung,” ujarnya.

Salah satu faktor yang ia lihat, pemanfaatan pembangkit listrik belum mandiri. Ia khawatir Amman masih memanfaatkan energi gas alam cair (Liquefied Natural Gas) yang didatangkan dari luar.

“Seharusnya pakai pembangunan listrik sendiri,” dorongnya.

Kedua, terkait aspek kesehatan lingkungan. Pabrik Smelter menghasilkan karbon melalui cerobong asap yang berbaur dengan udara.

Ia mendorong agar perusahaan segera menerapkan sistem carbon capture, atau semacam penyaring udara.

“Ini demi perlindungan kesehatan masyarakat, terutama lingkar Tambang,” sarannya.

Ketiga, terkait limbah di Smelter. Memang sejauh yang ia tahu, sudah dilakukan recycle.

“Tapi khusus limbah cair seperti sianida, mercury, harus benar benar jadi perhatian proses pengolahannya supaya tidak mencemari lingkungan,” harap dia.

“Karena walaupun di-recycle, tidak menutup kemungkinan mencemari lingkungan,” sarannya.

Smelter Beroperasi Tahun ini

Pihak PT Amman Mineral Nusa Tenggara masih menyiapkan tanggapan terkait dorongan Komisi IV tersebut.

Namun pada sisi lain, PT Amman sebenarnya sudah menargetkan produksi kapasitas terpasang penuh pada Januari 2025. Komitmen itu pernah tersampaikan petinggi Amman pada Desember 2024.

Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara, Rachmat Makkasau menjelaskan, smelter ini diperkirakan akan beroperasi di akhir Agustus atau di awal September tahun ini.

Untuk fase awal hingga Desember, smelter ini masih belum akan mencapai kapasitas produksi penuhnya yang sebesar 900.000 tpa.

“Secepatnya akan mencapai produksi penuh,” kata Rachmat dalam kunjungan ke Bisnis Indonesia, Rabu 10 Juli 2024, mengutip Bisnis Indonesia.

Dia menjelaskan smelter ini akan memiliki input produksi sebesar 900.000 tpa, dengan output berupa katoda sebesar 220.000 tpa dan 830.000 asam sulfat.

Terkait pengolahan limbah, PT Amman menjelaskan melalui laman resmi amman.co.id.

Sebagai bagian dari proyek strategis, Amman mengembangkan infrastruktur tambahan yang penting untuk mendukung operasional smelter.

Hal ini mencakup unit pemisahan udara, pabrik desalinasi dan demineralisasi air, pabrik asam sulfat, pabrik pengolahan limbah, konsentrator terak, pabrik pembersih gas, dan berbagai komponen penting lainnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button