ADVERTORIALPendidikan

STKIP Taman Siswa Bima Tampil Mengesankan di KMI Expo XVI 2025, Karsa Lokal Bima Menggema di Panggung Nasional

Bima (NTBSatu) – STKIP Taman Siswa Bima kembali menunjukkan kiprah positifnya di tingkat nasional. Kali ini melalui partisipasi dalam ajang bergengsi KMI Expo XVI 2025 di Universitas Tidar, Magelang, pada 19–21 November 2025.

Perguruan tinggi ini hadir sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebab, STKIP Taman Siswa Bima berhasil menembus finalis program kewirausahaan mahasiswa terbesar di Indonesia tersebut.

Dengan membawa inovasi unggulan bertajuk SABARENG Bima, tim wirausaha mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima tampil penuh percaya diri. Mereka memadukan kreativitas produk dengan kearifan budaya lokal Bima.

Suasana kompetisi semakin terasa ketika tim SABARENG Bima menjalani sesi penilaian KMI Award di hari pertama. Pada pukul 17.30 WIB, dua evaluator dari Kemdiktisaintek dan Belmawa melakukan asesmen langsung di stan pameran.

Mahasiswa memaparkan inovasi produk, simulasi penggunaan, hingga strategi pemasaran yang telah dikembangkan melalui Program P2MW.

Narasumber sekaligus dosen pendamping, M. Ibnusaputra, M.Pd., mengungkapkan, proses penilaian berlangsung intens namun memberikan banyak ruang refleksi bagi mahasiswa.

Menurutnya, evaluator melihat potensi besar pada produk SABARENG Bima. Terutama pada aspek keberlanjutan usaha, meski tim tetap perlu memperkuat tata kelola dan sinergi internal.

Tampilkan Tenun Tembe Nggoli

Sentuhan budaya juga menjadi daya tarik utama dalam event ini. Pada Kirab Budaya, mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima tampil mencolok dengan balutan tembe nggoli, wastra tenun khas Bima yang sarat makna.

Kirab yang berlangsung sepanjang dua kilometer mengelilingi area kampus tersebut, menjadi ruang perkenalan budaya daerah kepada publik nasional. Partisipasi ini bukan hanya memperkaya suasana kirab, tetapi juga memberi ruang bagi masyarakat luas untuk mengenal identitas Bima melalui produk lokal dan tradisi yang dibawa tim.

Sementara itu, arena bazar produk P2MW menghadirkan dinamika pertukaran ide antar mahasiswa Indonesia. Stan SABARENG Bima menjadi salah satu yang menarik perhatian. Sebab, produknya lahir dari kebutuhan pasar yang relevan sekaligus memanfaatkan identitas lokal.

Mahasiswa memiliki kesempatan untuk berdialog dengan pengunjung dari berbagai perguruan tinggi, menerima masukan. Serta, mengamati inovasi baru yang dapat menjadi inspirasi pengembangan produk di masa mendatang.

Momentum ini membuat pengalaman mereka semakin komprehensif, tidak hanya sebagai peserta lomba tetapi juga sebagai pelaku usaha yang sedang bertumbuh.

Kegiatan sarasehan operator P2MW dan dosen pendamping turut memberikan kontribusi penting bagi pengembangan ekosistem kewirausahaan di kampus.

M. Ibnusaputra, M.Pd., yang mewakili STKIP Taman Siswa Bima dalam forum tersebut, menerima sejumlah rekomendasi strategis untuk pelaksanaan KMI Expo berikutnya.

Salah satu usulan kuat yang muncul ialah menghadirkan produsen besar dalam event 2026, guna membuka jalur kerja sama dan investasi bagi usaha mahasiswa.

Selain itu, forum juga mendorong agar penyelenggaraan ke depan pada ruang publik agar jangkauan promosi mahasiswa semakin meluas.

Pentingnya Membangun Kultur Kewirausahaan Sejak Dini

Di sisi lain, sesi sarasehan pimpinan perguruan tinggi yang diikuti oleh Muhammad Salmin, M.M.Inov., menegaskan pentingnya membangun kultur kewirausahaan sejak dini. Tujuannya, agar mahasiswa tidak hanya siap lulus tetapi juga mampu membuka lapangan pekerjaan.

Pada bagian seminar nasional, tim STKIP Taman Siswa Bima mengikuti dua sesi workshop bertema “Menggali Karsa Lokal Menuju Daya Saing Nasional”.

Para pemateri berasal dari kalangan praktisi bisnis nasional yang menekankan strategi memulai usaha, pengelolaan sumber daya lokal, hingga cara mempertahankan keberlanjutan usaha di tengah dinamika pasar.

Mahasiswa memperoleh pemahaman baru mengenai cara membaca momentum bisnis, melakukan diversifikasi tanpa kehilangan identitas usaha. Serta, pentingnya SDM yang profesional sebagai inti pengembangan usaha.

Berbagai rangkaian kegiatan tersebut menghasilkan sejumlah capaian penting bagi STKIP Taman Siswa Bima. Kampus ini sukses bersaing dari total 4.014 usulan program kewirausahaan mahasiswa seluruh Indonesia, hingga akhirnya menjadi bagian dari 747 tim yang berhasil melaju ke pendanaan P2MW.

Keikutsertaan dalam KMI Expo XVI juga memperkuat posisi kampus dalam jejaring nasional, dan membuka peluang untuk pengembangan program kewirausahaan tahun berikutnya.

Selain itu, identitas budaya Bima yang disuarakan melalui tembe nggoli menjadi nilai tambah tersendiri, memperlihatkan bagaimana kearifan lokal dapat dibawa ke panggung nasional dan diapresiasi secara luas.

Target STKIP Taman Siswa Bima KMI 2026

Narasumber M. Ibnusaputra, M.Pd., menegaskan, partisipasi ini menjadi titik awal untuk peningkatan yang lebih besar. Ia menilai, mahasiswa telah mendapatkan pengalaman berharga yang tidak dapat diperoleh di ruang kelas.

“Tahun depan kami menargetkan munculnya lebih banyak ide inovatif, penguatan pendampingan, dan optimalisasi potensi lokal. SABARENG Bima akan terus didorong hingga mencapai tahap bertumbuh,” ujarnya.

Dukungan penuh juga datang dari Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Assoc. Prof. Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si., beserta Yayasan Sudirman Taman Siswa Bima.

Pimpinan menyampaikan apresiasi atas dedikasi tim yang mampu mengangkat nama kampus pada skala nasional dan berharap, capaian tahun ini menjadi pijakan bagi kemenangan di tahun-tahun mendatang.

Partisipasi dalam KMI Expo XVI menjadi bukti mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima terus berkembang, berdaya saing, dan mampu membawa karsa lokal Bima sebagai bagian dari daya nasional. (*)

Berita Terkait

Back to top button