HEADLINE NEWSKabupaten Bima

Banjir Serentak di Empat Kecamatan Bima, Puluhan Fasilitas Rusak dan Ratusan KK Terdampak

Mataram (NTBSatu) – Cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang dan petir yang melanda wilayah Kabupaten Bima pada Sabtu malam, 8 November 2025, mengakibatkan bencana hidrometeorologi di sejumlah kecamatan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB melaporkan, sedikitnya ratusan rumah warga terendam banjir, sejumlah fasilitas umum rusak, dan beberapa infrastruktur mengalami kerusakan.

Dalam laporan resmi Pusdalops BPBD Kabupaten Bima Minggu, 9 November 2025, bencana tersebut meliputi banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang yang tersebar di beberapa kecamatan, di antaranya Madapangga, Wawo, Palibelo, Bolo, dan Lambitu.

Madapangga Jadi Daerah Terparah

Wilayah Kecamatan Madapangga menjadi salah satu yang terdampak paling parah. Di Desa Monggo, banjir terjadi akibat derasnya aliran air dari gunung yang membuat sungai tak mampu menampung debit air. Akibatnya, air meluap ke permukiman warga dengan ketinggian 20 hingga 70 sentimeter.

Sebanyak 580 rumah warga atau 580 KK (1.798 jiwa) terdampak. Tiga fasilitas pendidikan yakni SDN Monggo, TK Pembina, dan MIS Yasin Monggo turut terendam air.

Banjir juga melanda Desa Ncandi dengan 28 rumah (87 jiwa) terdampak dan satu kantor desa ikut terendam, serta Desa Tonda yang mencatat 75 rumah (236 jiwa) terdampak banjir luapan Sungai Campa.

“Penyebab utama banjir di wilayah Madapangga adalah drainase yang tidak mampu menampung debit air dari gunung dan adanya tumpukan sampah,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD NTB, Ahmadi.

Kendati demikian, air kini telah surut dan warga tengah membersihkan lumpur tanpa adanya pengungsian.

Banjir dan Pohon Tumbang di Kecamatan Wawo

Banjir juga melanda Desa Maria dan Desa Maria Utara, Kecamatan Wawo. Air menggenangi permukiman warga dan fasilitas umum dengan ketinggian 20–50 sentimeter.

Di Desa Maria, Rumah Dinas Camat Wawo, Kantor KUA, Kantor Pos, serta pagar MTsN 1 Wawo sepanjang 16 meter dilaporkan rusak akibat banjir. Akses jalan Bima–Sape sempat lumpuh karena genangan air namun kini sudah kembali normal.

Sementara di Desa Maria Utara, 35 rumah (110 jiwa) terdampak. Sebuah penggilingan padi beserta 75 karung padi dan beras ikut terendam.

Di saat bersamaan, pohon besar tumbang di Desa Raba menutupi jalan lintas Bima–Sape. Namun warga dan aparat kepolisian berhasil memotong pohon menggunakan mesin senso sehingga arus lalu lintas kembali lancar.

Palibelo: Banjir, Longsor, dan Kerusakan Infrastruktur

Hujan deras di Kecamatan Palibelo juga memicu banjir di Desa Teke dan Desa Belo, serta tanah longsor di Desa Ntonggu.

Di Desa Belo, sebanyak 309 KK (969 jiwa) terdampak dengan ketinggian air mencapai 70 sentimeter. Sejumlah tembok rumah warga roboh akibat derasnya arus air.

Sementara di Desa Teke, banjir merendam 4 rumah (13 jiwa) dan 8 hektare lahan jagung serta kacang tanah, serta merusak penggilingan padi dan kandang ayam milik warga.

Di Desa Ntonggu, hujan deras memicu tanah longsor yang merobohkan pagar SMPN 2 Palibelo sepanjang 15 meter. BPBD masih melakukan pendataan terhadap kerusakan infrastruktur di wilayah ini.

Bolo dan Lambitu Juga Terdampak

Di Kecamatan Bolo, banjir melanda Desa Leu dan Desa Nggembe.

Sebanyak 13 rumah (41 jiwa) terdampak di Desa Leu, sedangkan di Desa Nggembe 11 rumah (31 jiwa) terendam dengan ketinggian air hingga 1,5 meter.
Parahnya, jembatan penghubung Dusun Jala dan Dusun Nggembe roboh, membuat akses warga terputus total.

Sementara di Kecamatan Lambitu, gorong-gorong jalan di Desa Teta ambruk akibat tekanan air deras dari gunung. Akibatnya, akses jalan lintas Lambitu–Teta terganggu dan kendaraan sulit melintas.

Tidak Ada Korban Jiwa, Namun Banyak Kerusakan

BPBD Kabupaten Bima memastikan tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Namun, kerugian material masih dalam proses pendataan.
Sejumlah kebutuhan mendesak yang diusulkan antara lain, Bantuan tanggap darurat dan logistik, Pembuatan tanggul sungai dan normalisasi aliran di Desa Belo, Kecamatan Palibelo, Perbaikan saluran drainase dan gorong-gorong di Desa Maria Utara, Kecamatan Wawo dan Perbaikan jembatan yang rusak di Desa Nggembe, Kecamatan Bolo.

Menindaklanjuti kejadian ini, BPBD Kabupaten Bima telah menurunkan tim gabungan ke lokasi terdampak untuk melakukan pendataan, kaji cepat, dan penanganan darurat.

Bantuan tanggap darurat juga sudah disalurkan kepada warga terdampak di Desa Belo dan Desa Teke, Kecamatan Palibelo.

“BPBD terus berkoordinasi dengan camat, TNI–Polri, dan dinas terkait untuk mempercepat proses penanganan di lapangan,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Bima dalam laporan tertulisnya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. (*)

Berita Terkait

Back to top button