Kota Mataram

Kota Mataram Catat Inflasi Tertinggi di NTB Oktober 2025

Mataram (NTBSatu) – Kota Mataram kembali mencatat inflasi tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Oktober 2025.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, inflasi tahunan atau yearonyear (YoY) di Kota Mataram mencapai 3,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,16. Sementara itu, inflasi bulanan atau monthtomonth (mtom) tercatat sebesar 0,39 persen.

Kepala BPS Kota Mataram, M. Reza Nugraha menjelaskan, tingginya inflasi di Kota Mataram karena fluktuasi harga sejumlah komoditas yang cukup signifikan sepanjang Oktober.

“Pergerakan harga di Kota Mataram memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi provinsi. Hal ini karena aktivitas ekonomi di ibu kota provinsi relatif tinggi dan menjadi pusat peredaran barang, serta jasa,” ujarnya, Selasa, 4 November 2025.

Komoditas Penyumbang Inflasi di Kota Mataram

Secara tahunan, beberapa komoditas penyumbang inflasi utama di Kota Mataram antara lain emas perhiasan, daging ayam ras, bawang merah, beras. Kemudian, cabai merah, ikan tongkol atau ikan ambu-ambu, Sigaret Kretek Mesin (SKM), nasi dengan lauk, kopi bubuk, dan minyak goreng.

Komoditas-komoditas tersebut menunjukkan tren kenaikan harga daripada periode yang sama tahun sebelumnya, karena faktor musiman maupun peningkatan permintaan masyarakat.

Sementara itu, secara bulanan, inflasi Kota Mataram pada Oktober 2025 terkerek oleh kenaikan harga pada beberapa komoditas. Di antaranya: emas perhiasan, cabai merah, bawang merah, angkutan sungai, danau dan penyeberangan, Sigaret Kretek Mesin (SKM). Kemudian, sawi hijau, tarif dokter spesialis, kacang panjang, kontrak rumah, sabun mandi cair, terong, dan jagung manis.

Dibandingkan dengan daerah lain di NTB, inflasi Kota Mataram jauh lebih tinggi dari Kabupaten Sumbawa yang mencatat inflasi YoY sebesar 2,59 persen dengan inflasi bulanan 0,11 persen. Serta, Kota Bima dengan inflasi YoY 1,78 persen dan inflasi bulanan -0,08 persen.

“Fluktuasi harga komoditas strategis seperti bahan pangan, transportasi, dan jasa kesehatan memberikan dampak langsung pada daya beli masyarakat. Namun kami terus berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), untuk memastikan inflasi tetap terkendali dan berada dalam kisaran target nasional,” ungkap Reza.

Kota Mataram Berperan Menentukan Arah Inflasi NTB

Melihat kondisi tersebut, Kota Mataram berperan signifikan dalam menentukan arah inflasi NTB. BPS berharap, upaya pengendalian harga terutama pada bahan pangan dan jasa kebutuhan

“Meski inflasi masih tergolong terkendali, masyarakat perlu tetap waspada terhadap potensi kenaikan harga menjelang akhir tahun,” tutupnya.

Wakil Wali Kota Mataram, TGH Mujiburahman mengatakan, Pemerintah Kota Mataram melalui TPID akan segera melakukan koordinasi dengan seluruh pihak untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.

“TPID Kota Mataram akan berkoordinasi dengan instansi vertikal, pelaku usaha, dan distributor untuk memastikan pasokan tetap lancar dan harga-harga bisa dikendalikan. Kami juga akan memperkuat operasi pasar dan pemantauan harga di lapangan,” ujar Mujiburahman.

Ia menambahkan, langkah-langkah pengendalian inflasi menjadi fokus utama pemerintah kota menjelang akhir tahun, terutama dalam menjaga daya beli masyarakat. “Kami ingin memastikan inflasi tetap terkendali agar ekonomi masyarakat tetap tumbuh stabil,” jelasnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button