Pemerintahan

Gubernur Iqbal Ungkap Strategi Nol Kemiskinan Ekstrem hingga Tahun 2029

Mataram (NTBSatu) – Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal menargetkan NTB bebas dari kemiskinan ekstrem pada tahun 2029. Sementara kemiskinan umum, ditargetkan di bawah 10 persen.

Target ambisius ini sudah tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029.

Untuk mewujudkannya, Iqbal menegaskan komitmennya dalam pengembangan pariwisata sebagai sektor penunjang pengentasan kemiskinan.

Menurut Iqbal, NTB memiliki dua wajah, satu sisi, NTB ini belum pernah bisa keluar dari daftar provinsi termiskin. Namun di sisi lain, NTB punya potensi luar biasa untuk dikembangkan.

IKLAN

“Dari ujung barat sampai ujung timur, semua penuh dengan potensi,” kata Iqbal dalam sesi wawancara di tvOne pada program Kabar Merah Putih, Rabu, 11 Juni 2025 kemarin.

Menurutnya, dua wajah yang bertentangan ini coba dipertemukan dengan tiga prioritas utama yang diluncurkan. Pertama, penyelesaian persoalan kemiskinan secara serius, sungguh-sungguh, dan berkesinambungan.

“Saat ini, di triwulan pertama, kemiskinan di NTB berada di atas rata-rata nasional, hampir 12 persen. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,04 persen merupakan kemiskinan ekstrem. Target kita adalah pada tahun 2029, kemiskinan ekstrem bisa nol. Sementara kemiskinan umum kita targetkan di bawah 10 persen,” ujarnya.

IKLAN

Dorong Sektor Pertanian dan Pariwisata

Kemudian, suami Sinta Agathia ini menjelaskan, pihaknya mendorong sektor pertanian, termasuk agroforestri, pertanian konvensional, peternakan, dan agromaritim (perikanan) untuk mewujudkan program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yaitu ketahan pangan.

“Kemudian pariwisata. Kita ingin destinasi-destinasi wisata di NTB menjadi destinasi kelas dunia. Salah satu strateginya adalah mendorong MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Event) agar tidak tergantung pada turis musiman yang hanya datang antara Mei hingga September,” imbuhnya.

Ia menyakini, dengan langkah itu NTB dapat mengisi kekosongan dari September hingga Mei dengan eventevent sepanjang tahun.

IKLAN

“Dengan begitu, okupansi hotel tetap tinggi, load factor penerbangan tetap terisi, harga tiket dan hotel bisa lebih terjangkau,” tegasnya.

Iqbal menilai, langkah-langkah itu akan membuat Provinsi NTB keluar dari ketergantungan pada sektor pertambangan yang saat ini masih menjadi sumber pendapatan daerah.

“Sayangnya, iya. Ketergantungan terhadap sektor tambang masih sangat tinggi. Buktinya, di triwulan pertama ini, sektor tambang mengalami kontraksi minus 30 persen, meskipun sektor manufaktur dan pertanian mengalami peningkatan,” katanya.

Bahkan, pertanian tumbuh lebih dari 30 persen, angka tertinggi dalam sejarah. Namun tetap saja tidak bisa menolong karena kontraksi tambang terlalu dalam. Hal ini terjadi karena penghentian produksi di Amman Mineral akibat masalah di Smelter.

“Mudah-mudahan dengan adanya relaksasi dari pemerintah pusat untuk ekspor konsentrat sementara waktu, bisa menstabilkan pertumbuhan ekonomi,” paparnya.

Percepatan Ekspor Tambang

Jika berbicara data, pertumbuhan ekonomi NTB mencapai 6,2 persen, tapi kalau sektor pertambangan dikeluarkan, angkanya turun hampir setengahnya. Hal itu pula yang memicu dirinya untuk terus melakukan langkah-langkah agar tambang ini bisa segera ekspor.

“Ya, betul. Tanpa tambang, pertumbuhan kita 5,57 persen. Tapi karena kontraksi di tambang, turun menjadi minus 1,47 persen. Maka langkah jangka pendeknya adalah upaya relaksasi ekspor. Ini sudah saya sampaikan ke Menteri ESDM dan ditanggapi positif, bahkan Menteri Dalam Negeri juga turut bicara soal ini,” ujarnya.

Untuk jangka panjang Lalu Iqbal berujar, tidak ada pilihan lain selain diversifikasi ekonomi. Yang paling potensial adalah pertanian dan pariwisata. Sektor inilah yang dapat menjadi penunjang ekonomi daerah.

“Seperti yang saya sampaikan, pendekatan kita adalah memperbanyak event. Kita bagi event dalam tiga tier. Tier 1 peserta di atas 10.000, tier 2, peserta di atas 5.000, tier 3, peserta di bawah 5.000,” tandasnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button