Mataram (NTBSatu) – Puluhan masyarakat yang tergabung dalam Forum Rakyat NTB menggelar aksi demonstrasi di Gedung Direktorat Poltekkes Mataram, pada Kamis, 27 Februari 2025.
Aksi tersebut terkait proyek pembangunan gedung yang tak kunjung selesai. Serta, dugaan keterlibatan Direktur Utama Poltekkes Mataram, Dr. dr. Yopi Harwinanda Ardesa dalam proyek tersebut.
Ketua Forum Rakyat NTB Hendrawan Saputra mengatakan, pembangunan gedung mahasiswa oleh pihak Poltekkes tidak memenuhi kerangka acuan kerja sesuai dengan Undang-undang.
Berdasarkan hasil investigasi Forum Rakyat NTB menemukan, proyek pembangunan gedung memuat kejanggalan. Terutama kualitas fisik gedung yang tak sesuai dengan perencanaan awal dan juga anggaran yang tersedia.
“Banyak hal yang belum rekanan kerjakan dalam pelaksanaan pembangunan gedung mahasiswa Poltekkes ini. Namun sudah diserahterimakan. Karena itu, kami rasa melanggar ketentuan dalam Undang-undang,” ujar Hendrawan.
Hendrawan menyebutkan, masih banyak item-item yang belum terselesaikan oleh pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Kontraktor. Misalnya, logo atau identitas gedung, landscape gedung yang tak sesuai perencanaan, lift/elevator, lantai keramik, aluminium composite panel (ACP) dan lain sebagainya.
Kemudian, perwakilan forum lainnya, Rusdan Ebid dan Lukmanul Hakim juga menilai pembangunan gedung tersebut masih jauh dari target perencanaan.
“Dengan anggaran yang begitu besar, landscape gedung ini tidak begitu rapi. Mirip bangunan tempat orang baru selesai perang,” ujar Rusdan Ebid.
“Pembangunan gedung ini tidak sesuai dengan ekspektasi kita di lapangan. Kalau kita lihat pagu anggarannya yang begitu besar,” ujar Lukmanul Hakim.
Oleh karena itu, Forum Rakyat NTB meminta kejelasan terkait penggunaan anggaran yang jumlahnya Rp70 milliar tersebut.
“Kenapa kontraktor tidak menyelesaikan beberapa item itu, apa alasannya, kemana anggarannya?,” tanya Hendrawan.
Respons Direktur Poltekkes Mataram
Merespons tersebut, Direktur Poltekkes Yopi Harwinanda Ardesa menegaskan, pembangunan gedung mahasiswa tujuh lantai tersebut direncanakan melalui dua tahap.
“Tahap pertama itu empat lantai, tahap kedua di tiga lantai berikutnya. Nah, sekarang ketika anda melihat gedung itu seperti itu (landscape), karena direncanakan untuk membangun di tahap kedua,” ujarnya.
Terkait dengan item-item yang belum selesai, Yopi menegaskan, pihak kontraktor akan menyelesaikan item-item tersebut ketika gedung itu final.
“Logo belum bisa kita pasang karena belum sampai lantai tujuh. ACP tidak kita gunakan karena menggunakan dinding beton ringan. Kemudian terkait lift tidak mungkin bisa terpasang kalau belum sampai lantai tujuh,” tegasnya.
Sementara mengenai anggaran pembangunan gedung, Yopi menegaskan masih aman dalam pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“BPK masih mengaudit, jadi anggarannya akan dioptimalisasikan,” tandasnya. (*)