Mataram (NTBSatu) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa di Kota Mataram, tak hanya membawa manfaat. Tetapi juga memunculkan masalah baru, yakni sisa makanan yang tak habis,
Kekhawatiran ini muncul, karena volume sisa makanan yang besar dapat menambah beban limbah organik di Kota Mataram.
Menanggapi hal ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram akan memanfaatkan sisa makanan dari program MBG sebagai pakan maggot.
Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Mataram, Vidi Partisan Yuris Gamanjaya menyebut, sisa makanan dari program MBG sangat cocok untuk diolah menjadi pakan maggot.
“Sisa makanan tinggal diberikan ke maggot, dan langsung habis terurai. Ini adalah cara efektif untuk mengelola limbah organik tanpa menyisakan masalah baru,” ungkapnya kepada NTBSatu, Jumat, 24 Januari 2025.
Meski program MBG telah berjalan lebih dari sepekan di lima sekolah, Vidi mengakui belum ada koordinasi formal terkait pengolahan sisa makanan tersebut. Namun, DLH siap menampung dan memanfaatkan limbah ini.
“Kami sangat senang menerima sampah organik seperti ini. Tidak perlu pemilahan rumit, semuanya bisa langsung diolah,” tambahnya.
Proses pengelolaan limbah organik di Kota Mataram, terpusat di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya. Dengan dukungan mesin pemilah sampah organik dan anorganik, pihaknya bisa langsung memproses limbah sisa makanan dari MBG tanpa tahapan tambahan.
“Jika sampahnya sudah spesifik organik, cukup dicacah di mesin dan langsung diberikan ke maggot. Prosesnya cepat dan efisien,” jelas Vidi.
DLH mencatat, Mataram Maggot Center (MMC) saat ini mampu memproduksi hingga 600 kilogram maggot per hari. Namun, fokus MMC kini pada pembibitan maggot, sementara produksi besar-besaran di TPST Sandubaya.
“Kami menyesuaikan produksi maggot dengan jumlah sampah organik yang tersedia. Semakin banyak sampah, semakin banyak bibit maggot yang kami kembangkan,” tukas Vidi. (*)