HEADLINE NEWSPendidikan

Gudang Penyimpanan Proyek Smart Class Ternyata Isinya Snack, Pejabat Dikbud NTB Ngeprank?

Mataram (NTBSatu) – Item barang proyek Smart Class Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, diklaim dititipkan di gudang wilayah Sweta, Kota Mataram.

Namun penelusuran NTBSatu mengungkap fakta berbeda. Di lokasi hanya terdapat jajanan ringan dan alat rumah tangga.

Sebelumnya, pihak dinas menyebut sejumlah alat atau barang penunjang progam Smart Class untuk sementara waktu disimpan di pergudangan. Lokasinya di Sweta, Kota Mataram. Tidak jauh dari Kantor Camat Sandubaya.

Pantauan NTBSatu, Rabu, 22 Januari 2025 terdapat dua gudang di sekitar kantor camat. Pertama, pergudangan dengan papan bertuliskan “Pergudangan HI-Pro”. Gudang kedua tanpa memasang papan plang.

Memasuki wilayah pergudangan HI-Pro, nampak tak semua ruko melakukan aktivitas memasukan dan mengeluarkan barang. Hanya segelintir saja yang terlihat sibuk mengurus pesanan masuk. Itu pun hanya makanan ringan dan beberapa jenis minuman.

IKLAN

“Kalau di sini, cuman snacks atau makanan aja,” kata salah seorang penjaga gudang kepada NTBSatu, Rabu, 22 Januari 2025.

Tidak Ada di Gudang Sweta

Begitu juga dengan penjaga gudang yang lain. Pria yang enggan disebut namanya itu mengaku, bahwa di lingkungan gudang jarang menerima titipan barang elektronik.

“Di sini setahu saya ndak ada (barang elektronik, red). Coba di pergudangan yang sebelah,” ujarnya menyarankan.

NTBSatu akhirnya menuju gudang yang dimaksud. Begitu masuk ke wilayah pergudangan dengan jalan becek itu, lagi-lagi tak ada informasi yang menyebut bahwa di sana tempat penitipan barang elektronik.

Gudang Diduga Tempat Penyimpanan Item Proyek Smart Class
Gudang wilayah Sweta, Kota Mataram diklaim tempat penitipan barang proyek smart class Dikbud NTB nampak sepi Rabu, 22 Januari 2025. Foto: Zulhaq Armansyah

Sama seperti tempat sebelumnya, pergudangan yang memiliki empat gang tersebut hanya sebagai tempat penyimpanan jajanan ringan. Pun ada barang lain, hanya berupa alat rumah tangga seperti kipas angin, strika, dan kompor gas.

IKLAN

“Tidak ada kalau di sini,” ujar perempuan penjaga gudang. Jawaban serupa juga datang dari empat penjaga lainnya.

Jika benar pihak dinas menitipkan barang proyek Smart Class itu di gudang wilayah Sweta, kondisinya tidak layak. Pertama dari segi keamanan. Nampak orang mudah berlalu lalang, keluar-masuk dengan mudah. Tak ada yang bisa menjamin keamanan barang seharga puluhan miliar tersebut.

Sisi lain, kondisi di gudang tak sesuai untuk menyimpan barang elektronik. Pengamatan NTBSatu, sebagaian besar bangunan hanya beratap spandek. Otomatis panas akan mudah masuk dan mempengaruhi kondisi barang.

Dinas tak Mengetahui Pasti Lokasi

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB melalui Kepala Seksi Peserta Didik Bidang SMA, L. M. Sirajudin mengaku tak mengetahui pasti terkait penitipan barang dari proyek Rp49 miliar tersebut.

“Dari teman-teman Sarpras (sarana dan prasarana) mereka bilang di Gudang Sweta. Kita belum ke gudang. Apa-apa di gudang belum tahu,” ujarnya kepada NTBSatu.

Begitu juga dengan Plt Kabid SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Supriadi. Ia mengaku belum mendapatkan informasi akurat terkait barang Smart Class. Menyusul ia baru menjabat menggantikan posisi Lalu Muhammad Hidlir.

“Nanti tiang (saya, red), koordinasikan dulu dengan PPK dan teman-teman terkait keberadaan barang-barang tersebut,” ucapnya menjawab pertanyaan NTBSatu.

Pihak dinas sebelumnya menyebut, penitipan barang dari proyek senilai Rp49 miliar tersebut di Gudang Sweta, Kota Mataram. Barang datang sekitar akhir Desember 2024 lalu.

Barang-barang tersebut belum tersalurkan ke sejumlah sekolah. Alasannya, karena pihak dinas belum mendapat informasi tentang pedoman penyaluran. Kemudian, kriteria sekolah-sekolah yang bisa menerima barang.

Informasi NTBSatu terima, alasan lain dinas belum berani mengantar barang elektronik itu karena masih menunggu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bidang SMA, Lalu Sucandra Wibawa. Pasalnya, ia yang melakukan tanda tangan MoU dengan Kementerian Keuangan pada tahun 2022.

Sumber menyebut, yang mengetahui pasti terkait proyek Smart Class hanya Lalu Sucandra Wibawa. Bahkan sekelas Kepala Bidang SMA Lalu Muhammad Hidlir hingga Sekretaris Dinas Jaka Wahyana, tak tahu.

“Yang tau hanya Miq Candra (Lalu Sucandra),” jelasnya.

Sumber mengatakan, sejak Kasus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB mencuat ke publik, Lalu Sucandra jarang berkantor. Dalam sebulan kedatangannya bisa terhitung jari.

“Sebulan 2 sampai 3 kali saja. Komunikasi juga tidak bisa, harus melalui adiknya,” ujarnya.

Dugaan orang yang disinyalir keluarga dekat Kadis Aidy Furqan ini karena banyaknya supplier menerornya. Sehari bisa belasan hingga puluhan orang yang mendatanginya.

“Karena DAK belum cair sepenuhnya. Baru 80 persen. Lagi 20 persen, sekitar Rp19-an miliar,” tandasnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button