Mataram (NTBSatu) – Sebanyak 786 warga Kota Mataram, tercatat bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di 12 negara selama tahun 2024.
Data tersebut dirilis oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, yang mencatat mayoritas PMI bekerja di Malaysia. Sementara sisanya tersebar di berbagai negara di Asia, Timur Tengah, hingga Eropa.
Dari total jumlah tersebut, Malaysia menjadi tujuan favorit dengan 548 PMI asal Mataram yang bekerja di sana. Kemudian, Singapura sebanyak 57 orang, Taiwan 55 orang, Arab Saudi 34 orang, dan Hong Kong 32 orang.
Selanjutnya, 17 orang bekerja di Brunei Darussalam, 5 orang di Italia, 5 orang di Polandia, 4 orang di Hungaria, 3 orang di Kuwait, serta masing-masing 1 orang di Inggris dan Slovakia.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Rudi Suryawan menjelaskan, jumlah PMI pada 2024 mengalami sedikit penurunan dari tahun sebelumnya.
Pada 2023, jumlah PMI tercatat mencapai sekitar 800-an orang. Penurunan ini, kata Rudi, salah satu penyebabnya karena adanya moratorium selama 3 hingga 4 bulan yang diberlakukan di Malaysia pada tahun 2023.
“Angka PMI kita memang mengalami sedikit penurunan dari tahun 2023. Namun, Malaysia tetap menjadi tujuan utama, dengan 548 orang PMI asal Mataram selama tahun 2024. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit,” ungkap Rudi kepada NTBSatu, Selasa, 21 Januari 2025.
Pekerjaan Bervariasi
Menurutnya, pekerjaan para PMI bervariasi tergantung pada negara tempat mereka bekerja. Di Malaysia, mayoritas PMI adalah laki-laki, sementara di Singapura dan Taiwan lebih banyak perempuan.
“Kalau di Malaysia, sebagian besar PMI adalah laki-laki, karena jenis pekerjaan yang tersedia di sana lebih cocok untuk mereka, seperti menjadi buruh kelapa sawit. Berbeda dengan di Taiwan dan Singapura, rata-rata perempuan yang bekerja sebagai perawat lansia atau penjaga rumah tangga,” tambahnya.
Rudi juga mengapresiasi, peran PMI dalam mendukung perekonomian keluarga mereka di kampung halaman. Uang hasil kerja keras mereka menjadi sumber penghidupan dan pembangunan keluarga.
Dengan penyebaran PMI yang cukup luas di berbagai negara, pihaknya terus berupaya memberikan dukungan, termasuk perlindungan bagi para pekerja migran.
“Kami terus memantau kondisi PMI, terutama mereka yang bekerja di negara-negara rawan konflik atau bencana,” tutup Rudi. (*)