Mataram (NTBSatu) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Mataram, Provinsi NTB mulai berjalan pada Senin, 13 Januari 2025. Siswa keluhkan kebersihan hidangan. BPOM akan sampaikan ke SPPG.
Untuk tahap awal, pada minggu pertama pelaksanaan, sebanyak 3.115 siswa telah dilayani. Rinciannya adalah 481 siswa SD/MI, 1.657 siswa SMP/MTs, dan 977 siswa SMA/SMK.
Pelaksanaan program ini terlebih dahulu menyasar lima sekolah. Yakni, SDN 3 Mataram dengan 237 siswa, SDN 29 Mataram dengan 244 siswa, MTsN 2 Mataram dengan 830 siswa, SMPN 8 Mataram dengan 827 siswa, dan SMKN 1 Mataram dengan 977 siswa
Pantauan NTBSatu, hari pertama pelaksanaan di SMKN 1 Mataram program makan siang gratis mulai pukul 12.00 WITA.
Menunya meliputi nasi, tempe goreng, tahu, sayuran, ayam goreng. Kemudian, buah-buahan seperti nanas atau salak, yang dikemas dalam wadah berbahan stainless steel.
Namun, laporan terkait kualitas hidangan memunculkan sejumlah catatan penting.
Keluhan Siswa tentang Kebersihan Hidangan
Salah satu siswi SMKN 1 Mataram, Widya, menyampaikan keluhannya terkait kebersihan ayam goreng yang disajikan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menemukan bulu-bulu yang masih menempel pada ayam tersebut.
“Ini ayamnya masih ada bulunya. Kalau kita lihat seperti belum terlalu bersih setelah diolah. Tapi ya mau bagaimana lagi, saya tetap makan karena lauk lainnya, seperti tahu dan sayurannya, cukup enak. Kalau tempe, rasanya memang agak hambar. Tapi masih bisa diterima,” ungkap siswi kelas 12 Manajemen Perkantoran itu.
Meski demikian, Widya mengaku tetap antusias dan bersyukur atas keberadaan program ini. Ia berharap agar ke depannya, pihak penyelenggara lebih memperhatikan kebersihan makanan.
“Harapan saya sih, ke depannya ayamnya bisa lebih bersih. Kalau perlu, sebelum digoreng harus dicek lagi. Supaya yang seperti ini tidak terulang lagi. Tapi saya tetap senang dengan program ini. Rasanya bisa bantu meringankan beban orang tua,” ujar Widya dengan penuh harapan.
Menurutnya, program ini tidak hanya membantu secara finansial tetapi juga memberikan dampak positif lainnya. Dengan adanya MBG, siswa bisa menyisihkan uang belanja dan menabungnya. “Biasanya kan saya harus bawa bekal sendiri atau beli makan di kantin. Saya merasa lebih hemat, jadi terima kasih banyak untuk program ini,” tutup Widya.
Dengan nada optimis, Widya menyatakan bahwa program MBG ini sangat bermanfaat, meskipun perlu peningkatan kualitas, terutama pada aspek kebersihan dan rasa. Ia yakin, dengan perbaikan ke depan, program ini akan menjadi lebih baik dan benar-benar memenuhi kebutuhan siswa.
Respon BBPOM Mataram
Kepala BBPOM Mataram, Yosef Dwi Irwan S., S.Si., Apt., menyatakan pihaknya akan menyampaikan temuan ini kepada Satuan Penyelenggara Pemenuhan Gizi (SPPG).
BBPOM juga melakukan pemantauan dan pengujian sampel makanan di lapangan, meskipun jumlah sampel yang akan mereka uji masih terbatas.
“Kami hanya melakukan sampling untuk satu sampel makanan karena keterbatasan jumlah yang memang diperuntukkan bagi siswa. Hal ini akan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan ke depan,” jelas Yosef kepada NTBSatu.
Selain itu, BBPOM juga memantau dapur penyelenggara program MBG untuk memastikan standar keamanan pangan terpenuhi.
Yosef menambahkan, bahwa perlu ada pengawasan dari hulu ke hilir, termasuk pengujian mikrobiologi dan pemastian bebas dari bahan berbahaya.
Dapur Penyedia Makanan dan Jangkauan Program
Menurut informasi dari Dinas Pendidikan Kota Mataram, pelaksanaan program MBG melibatkan SPPG pusat yang telah menunjuk perwakilan di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Selaparang, Sekarbela, dan Mataram. Untuk Kecamatan Mataram, dapur utama program berada di Zipur TNI AD.
“Hasil audiensi menunjukkan bahwa satu dapur mampu melayani 3.000 hingga 3.500 peserta. Penerima manfaat adalah pelajar dalam radius tiga kilometer dari lokasi dapur,” ujar Yosef.
Target program ini menjangkau hingga 70 ribu pelajar di Kota Mataram. Tidak hanya itu, ibu hamil dan menyusui juga menjadi sasaran, meskipun dalam jumlah terbatas. (*)