Mataram (NTBSatu) – Warga Gili Meno bersama Walhi NTB, kembali mendatangi kantor DPRD Kabupaten Lombok Utara pada Selasa, 14 Januari 2025. Mereka menuntut realisasi komitmen hasil audiensi terkait krisis air bersih, serta dampak atas aktivitas PT Tiara Cipta Nirwana (PT TCN) terhadap lingkungan.
Audiensi ini menghasilkan sejumlah poin tuntutan penting. Dalam jangka pendek, Warga Gili Meno dan Walhi NTB meminta pemerintah daerah segera melanjutkan suplai air bersih dan menambah titik penampungan air.
Selain itu, DPRD merekomendasikan peninjauan ulang kerja sama dengan PT TCN terkait distribusi air bersih menggunakan teknologi SWRO.
Untuk jangka panjang, usulan solusi berupa pemasangan sistem pipa bawah laut untuk penyaluran air bersih ke Gili Meno dan Gili Trawangan.
Krisis Air Memburuk, Warga Mengandalkan Air Hujan
Kondisi darurat akibat terhentinya dropping air selama dua bulan terakhir, semakin memperburuk krisis. Kepala Dusun Gili Meno, Masrun mengungkapkan, bahwa warga hanya bergantung pada air hujan.
“Kami sangat membutuhkan distribusi air bersih yang stabil. Kondisi ini tidak bisa terus dibiarkan,” tegasnya.
Direktur Walhi NTB, Amri Nuryadin juga menekankan pentingnya keberlanjutan solusi jangka pendek.
“Droping air bersih tidak boleh terhenti. Karena ini adalah kebutuhan mendesak dan hak dasar warga yang harus terpenuhi,” ujarnya.
Ketua DPRD Lombok Utara, Agus Jasmani berjanji segera mendesak pemerintah daerah untuk bertindak.
“Kami akan bersurat resmi kepada Pemda untuk memastikan distribusi air bersih. Masalah ini harus mendapat prioritas, dan pemasangan pipa bawah laut sebagai solusi jangka panjang harus segera dipercepat,” jelasnya. (*)