Mataram (NTBSatu) – Lombok Timur menjadi kabupaten pertama di Provinsi NTB, yang meluncurkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Program inovatif ini bertujuan mempercepat penurunan angka stunting di wilayah tersebut, yang saat ini masih berada di angka 27 persen.
Program Genting sebagai gerakan kolaboratif untuk membantu keluarga berisiko stunting, melalui keterlibatan berbagai pihak sebagai orang tua asuh.
Kepala DP3AKB Lombok Timur, H. Ahmat menjelaskan, program ini menargetkan 8.380 keluarga. Dengan keterlibatan lembaga seperti UPTD, BUMD, dan pondok pesantren, pihaknya berharap dapat menjadi motor penggerak penanganan stunting secara bersama-sama.
“Data keluarga berisiko stunting ini akan dibagi rata untuk ditangani bersama. Perkiraan kami, setiap organisasi menangani sekitar 180 kepala keluarga,” kata H. Ahmat dalam acara peluncuran Genting, Kamis, 19 Desember 2024.
Keterlibatan berbagai pihak tersebut penting untuk mengatasi stunting secara efektif di Lombok Timur. Salah satu contoh, kontribusi dari Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT) yang memberikan sembako kepada keluarga berisiko.
Kemudian, Yayasan Assunnah Bagik Nyaka Santri juga turut ambil bagian dengan membangun 103 sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
“Langkah-langkah ini adalah upaya bersama untuk menekan angka stunting,” tambah H. Ahmat.
Di tempat yang sama, Pj Sekda Lombok Timur, H. Hasni menegaskan, Genting merupakan program prioritas nasional yang harus tingkat daerah optimalkan. Ia berharap program ini dapat memberikan hasil nyata pada tahun 2025.
“Kami optimis, jika semua elemen bekerja sama, stunting di Lombok Timur dapat turun secara signifikan,” ujarnya.
Senada dengan pernyataan tersebut, Plt Kepala BKKBN NTB, Lalu Makrifuddin mendorong semua pihak untuk bergotong royong menjadi orang tua asuh. Ia menekankan, pentingnya sinergi antara Tim Pendamping Keluarga (TPK) di semua tingkatan untuk bekerja sesuai tupoksi.
“Melalui kolaborasi, kami yakin masalah stunting dapat ditekan dan diselesaikan,” tuturnya. (*)