Mataram (NTBSatu) – Penyaluran pembiayaan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah mencapai Rp5,3 triliun kepada 108.008 debitur, hingga November 2024.
Sementara pembiayaan melalui skema Ultra Mikro (UMi) tercatat sebesar Rp167,02 miliar, untuk 31.943 debitur.
Kepala Kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara (DJPb) Provinsi NTB, Ratih Hapsari melaporkan, penyaluran terbesar terdapat pada skema Mikro dengan plafon antara Rp10 juta hingga Rp100 juta.
“Total penyalurannya mencapai Rp3.491,72 miliar kepada 88.678 debitur,” jelas Ratih Hapsari, Jumat, 20 Desember 2024.
Ia menambahkan, penyaluran kredit program ini tersebar di 10 Kabupaten/Kota di NTB. Kabupaten Lombok Tengah mendominasi penerima KUR dengan porsi 19,2 persen, yaitu Rp1,02 triliun untuk 19.001 nasabah.
Sedangkan untuk skema UMi, Kabupaten Lombok Timur mencatatkan porsi 26,63 persen dari total penyaluran, yakni Rp44,47 miliar kepada 8.196 nasabah.
“Sektor UMKM yang paling banyak menerima penyaluran KUR adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Dengan total penyaluran mencapai Rp2.693,66 miliar kepada 74.313 debitur,” tambah Ratih.
Ia turut menekankan pentingnya pendampingan yang lebih intensif kepada debitur, khususnya pelaku UMKM. Agar mereka dapat mengoptimalkan penggunaan kredit yang telah disalurkan.
“Kami berharap Dinas Koperasi dan UMKM dapat lebih giat dalam memberikan pendampingan kepada pelaku usaha. Sehingga mereka bisa memanfaatkan fasilitas KUR dan UMi dengan maksimal, dan meningkatkan produktivitas serta daya saing usahanya,” ungkapnya.
Tak lupa, ia mengingatkan, bahwa bunga pada skema KUR dan UMi telah disubsidi oleh pemerintah. Sehingga, pelaku UMKM dapat mengakses pembiayaan dengan biaya yang lebih ringan.
“Adanya fasilitas ini, program pembiayaan dapat lebih mendukung pemulihan ekonomi daerah serta meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM di NTB,” pungkas Ratih. (*)