Mataram (NTBSatu) – Juru Bicara Iqbal-Dinda, Adhar Hakim turut merespons polemik tayangan hasil survei LSI pada debat ketiga Pilgub NTB oleh KPU. Hasil survei LSI itu mengunggulkan Iqbal-Dinda, sehingga muncul polemik adanya ketidaknetralan.
Adhar menjelaskan, menayangkan atau tidak menayangkan konten siaran, itu wilayah kebebasan redaksi jurnalistik, yakni CNN Indonesia selaku televisi yang menyiarkan konten tersebut. Ia menyebutkan, Adhar tak punya hak untuk mengintervensi konten siaran.
“Selama sumber konten dapat dipertanggubgjawabkan sesuai kaidah, itu boleh. Tidak ada urusan dengan KPU dan mereka tidak punya hak untuk melarang,” ungkap Adhar kepada NTBSatu, Jumat, 22 November 2024 siang.
Adhar menerangkan, KPU hanya berhak mencampuri urusan penayangan konten berupa hasil hitung cepat dan lain-lain dalam konteks hari pencoblosan. Di luar itu, KPU tidak memiliki hak.
KPU tidak memiliki kesempatan untuk melarang. Sebab, CNN Indonesia hanya melakukan hak penyiarannya. Terlebih, Adhar menuturkan, LSI merupakan lembaga survei yang sangat kredibel dan telah berkiprah sangat panjang.
“Setiap orang harus mengetahui aturan-aturan yang ada dalam proses penyiaran maupun dalam Pilkada. Harus bisa menjaga ucapan agar sesuai dengan aturan, bukan kepentingan politik. Harus diukur kritik itu,” tandas Adhar.
Debat Ketiga Pilgub NTB 2024
Sebagai informasi, rangkaian debat Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB 2024 telah berakhir. KPU NTB menyelenggarakan debat terakhir pada Rabu, 20 November 2024 di Hotel Lombok Raya
Debat ketiga Pilgub NTB 2024 disiarkan langsung melalui CNN Indonesia.
Dalam siaran CNN yang di-relay KPU NTB melalui chanel YouTubenya, sebelum debat mulai, pihak penyiar menampilkan hasil survei elektabilitas paslon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB. Sekaligus sesi bincang-bincang dengan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan.
Dalam tayangan berdurasi 2.15 detik itu, presenter CNN menanyakan peluang menang tiga kandidat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB.
Bahkan disebut rinci, dua di antaranya petahana, Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalillah. Penantang dua figur incumbent itu adalah Lalu Muhamad Iqbal.
Seberapa besar rekam jejak menjadi senjata untuk debat kali ini?”tanya presenter.
Djayadi Hanan melalui wawanacara jarak jauh menanggapi, selain rekam jejak, faktor berpengaruh adalah hasil survei. Pemetaan yang dilakukan LSI, dua petahana tersebut dikalahkan pendatang baru Lalu Muhamad Iqbal.
“Karena kalau berdasarkan hasil survei LSI pertengahan Oktober lalu, Calon Gubernur dan Calon Gubernur petahana itu ketinggalan, daripada penantang mereka, Lalu Muhammad Iqbal,” jelas Djayadi Hanan.
Ia kemudian merinci, elektabilitas Lalu Muhammad Iqbal mencapai 33 persen, menyusul Rohmi–Firin 27 persen di posisi kedua. Posisi Zul–Uhel paling buncit, 21 sampai 22 persen.
Faktor yang membuat rendahnya elektabilitas Zulkieflimansyah sebagai petahana, akibat menurunnya kepuasan masyarakat terhadap kinerja selama 5 tahun lalu. (*)