Mataram (NTBSatu) – Bawaslu Provinsi NTB, mengaku sedikit terkejut adanya pemaparan data hasil survei elektabilitas paslon menjelang pelaksanaan debat ketiga Pilgub NTB 2024, Rabu, 20 November 2024, kemarin.
Namun terhadap persoalan itu, Ketua Bawaslu NTB, Itratip menyebutkan, akan menelusuri terlebih dulu terkait persoalan tersebut.
Apakah penayangan siaran tersebut sudah berdasarkan kesepatan KPU NTB atau memang insiatif dari stasiun televisi itu sendiri.
“Kita belum bisa menilai, apakah KPU tahu penayangan sebelum acara debat itu ada acara seperti itu. Jadi harus kita telusuri dulu,” kata Itratip, Kamis, 21 November 2024.
Sepengetahuannya, Waktu hak dan milik KPU NTB hanya 120 menit dari pukul 20.00 – 22.00 Wita. Sementara di luar dari itu, bukan kebijakan KPU. Melainkan wewenang ruang redaksi stasiun televisi yang bersangkutan.
“Makanya saya sampaikan tadi bahwa ini butuh penelusuran lebih lanjut. Soal stasiun televisinya apa dasar mereka memilih narasumber yang memaparkan data dari lembaga surveinya itu. Sehingga dianggap publik cenderung menguntungkan salah satu paslon,” jelasnya.
Lain hal jika data tersebut tayang pada waktu pelaksanaan debat. Misalnya, saat jeda atau iklan debat atau masuk di running text penayangan debat tersebut.
“Makanya ini dua hal yang berbeda. Tentu saja akan menjadi masalah serius ketika pemaparan data itu dilakukan di antara debat atau di jeda iklan debat atau di jam yang sudah di bloking teman-teman KPU,” jelas Itratip.
Di sisi lain, Itratip juga meminta kepada komisi penyiaran untuk menilai soal tayangan tersebut. Apakah ini by design atau tidak.
“Karena memang klau kita di Bawaslu tentu saja yang kita nilai ini pada saat debat berlangsung,” bebernya.
Kemudian, terhadap adanya indikasi pelanggaran kode etik akibat tayangan tersebut, ia belum berani mengambil kesimpulan. Pasalnya, yang berhak menilai adalah Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
“Kalau itu ranahnya DKPP,” pungkas Itratip.
Debat Ketiga Pilgub NTB 2024
Sebelumnya, dalam siaran CNN yang di-relay KPU NTB melalui chanel YouTubenya, sebelum debat mulai, pihak penyiar menampilkan hasil survei elektabilitas paslon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB. Sekaligus sesi bincang-bincang dengan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan.
Dalam tayangan berdurasi 2.15 detik itu, presenter CNN menanyakan peluang menang tiga kandidat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB.
Bahkan disebut rinci, dua di antaranya petahana, Zulkieflimansyah dan Rohmi Djalillah. Penantang dua figur incumbent itu adalah Lalu Muhammad Iqbal.
“Seberapa besar rekam jejak menjadi senjata untuk debat kali ini?,” tanya presenter.
Djayadi Hanan melalui wawanacara jarak jauh menanggapi, selain rekam jejak, faktor berpengaruh adalah hasil survei. Pemetaan yang dilakukan LSI, dua petahana tersebut dikalahkan pendatang baru Lalu Muhammad Iqbal.
“Karena kalau berdasarkan hasil survei LSI pertengahan Oktober lalu, Calon Gubernur dan Calon Gubernur petahana itu ketinggalan, dibanding penantang mereka, Lalu Muhammad Iqbal,” jelas Djayadi Hanan.
Ia kemudian merinci, Elektabilitas Lalu Muhammad Iqbal mencapai 33 persen, menyusul Rohmi–Firin 27 persen di posisi keuda Posisi Zul–Uhel paling buncit, 21 sampai 22 persen.
Faktor yang membuat rendahnya elektabilitas Zulkieflimansyah sebagai petahana, akibat menurunnya kepuasan masyarakat terhadap kinerja selama 5 tahun lalu. (*)