Mataram (NTBSatu) – Dosen STIKES Hamzar Lombok Timur, Dr. Suriadi Ardiansyah berhasil menyelesaikan studi S3 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Bahkan, ia menjadi wisudawan terbaik dalam Program Doktor Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies Education) Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial itu.
Radit meraih prestasi dengan lulusan terbaik predikat Cumlaude dan IPK nyaris sempurna, 3,98. Ia mampu berjuan dengan tekad yang kuat untuk menyelesaikan pendidikan jenjang S3, dalam waktu 2 tahun 11 bulan.
Dosen muda inspirasi pengampu mata kuliah Pancasila, Kewarganegaraan, dan Pendidikan Budaya Anti Korupsi ini, tercataf sebagai mahasiswa UPI angkatan 2021. Capaiannya hari ini pun sungguh luar biasa, dan fantastis. Dengan harapan, bisa menginspirasi bagi junior, sahabat, dan koleganya dalam berjuang menuntu ilmu lebih tinggi.
“Alhamdulillah, saya merasa sangat bersyukur kepada sang khaliq, dzat yang maha mempermudah segala dinamika kehidupan. Gelar lulusan terbaik ini merupakan hadiah anugerah dari Allah, atas ikhtiar yang sudah saya kerahkan dengan totalitas,” ungkap Radit, sapaanya, Selasa, 29 Oktober 2024.
Lahir dari Keluarga Petani
Pria asal Desa Bolo, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima ini lahir dari kalangan ekonomi keluarga sederhana dan berkecukupan. Sebab, kedua orang tuanya hanya sebagai petani.
Meskipun begitu, putra bungsu pasangan Abdollah Ahmad dan Fatimah Abollah, memiliki tekad dan motivasi yang tinggi untuk tetap semangat belajar. Termasuk, dalam mengapai cita-cita untuk menempuh dunia pendidikan yang tinggi.
Karena, Radit sangat yakin dengan janji Allah Swt., yang tertuang dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11. Isi surat tersebut, “Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat”.
Selain itu, ia mengaku termotivasi dengan kutipan Imam Syafi’I dan Buya Hamka sebagai representatif ulama terkemuda dan tersohof pada zamannya. Kutipannya, “Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup perihnya kebodohan. Dan salah satu pengerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istrahat sebelum lelah”.
“Kata-kata inilah saya pajang di dinding kamar sebagai alarm jika datang rasa malas, rasa lelah dan merasa terjatuh, down,” ujar Radit.
Tetapi kekuatan gravitasi magnet quantum itu datang dengan izin-Nya, the power of motivation. Sehingga, ia dapat menyelesaikan studi tepat waktu dan keluarga serta kolega menyambut dengan gembira.
“InsyaAllah atas pertolongan-Nya capaian studi hari ini merupakan amanah dari dzat yang Maha Rasyid harus ditunaikan dengan penuh pertanggungjawaban secara akademik. Hingga kembali menghadap sang khaliq di yaumil akhirat,” jelas Magistes Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka ini.