Kota Bima (NTBSatu) – Asisten I Setda Kota Bima, Alwi Yasin, menghadiri kegiatan video conference (vicon) bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) yang membahas paparan inovasi KAKI SI INTENS. Inovasi ini merupakan singkatan dari Kasama Weki dan Aplikasi Si Foker dalam Integrasi Penanganan Stunting, sebuah langkah penting yang diambil oleh Pemerintah Kota Bima untuk menangani masalah stunting secara efektif dan terpadu.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan inovasi KAKI SI INTENS kepada Kemenpan RB dan mendapatkan masukan serta arahan lebih lanjut mengenai implementasi kebijakan dalam penanganan stunting. Paparan inovasi ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, sektor kesehatan, dan masyarakat dalam upaya menurunkan angka stunting di Kota Bima.
Hidayaturahmah, sebagai inovator aplikasi KAKI SI INTENS (Kasama Weki dan Aplikasi Si Foker), menyampaikan bahwa aplikasi tersebut dapat menjadi proses pembelajaran yang bermanfaat bagi daerah lain. Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih jika pada waktunya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan RB) akan mengunjungi Kota Bima untuk melihat langsung implementasi aplikasi tersebut dan bagaimana penanganan stunting dilakukan di sana.
“Melalui koalisi ini, target yang dicanangkan Pemerintah adalah mencapai 0% stunting di Kota Bima, mengingat penanganan masalah stunting ini perlu kolaborasi dan sinergitas berbagai stakeholder, memerlukan keterlibatan sektor kesehatan (yang memiliki kontribusi 30%) dan sektor non kesehatan yang memiliki kontribusi 70%).” Ucapnya
Sementara itu, Asisten Deputi Fasilitasi Koordinasi Strategi Pengembangan Paktek Terbaik Pelayanan Publik Kementerian PANRB RI Ajib Rahmawanto, mengatakan, bahwa inovasi ini merupakan potret hasil dari kompetisi inovasi pelayanan publik, di mana KAKI SI INTENS menjadi salah satu pemenang kompetisi tersebut. Tema inovasi ini sangat selaras dengan prioritas Presiden, terutama dalam hal penanggulangan kemiskinan dan penanganan stunting.
Ajib Rahmawanto juga menyatakan bahwa inovasi ini bersifat strategis, karena stunting merupakan fokus utama pemerintah saat ini. Oleh karena itu, praktik inovatif seperti ini harus menjadi prioritas dan dikembangkan lebih lanjut.
Pemerintah berharap inovasi KAKI SI INTENS dapat direplikasi oleh instansi lain, khususnya di wilayah NTB (Nusa Tenggara Barat). Ia mengucapkan terima kasih atas upaya ini, dengan harapan pembelajaran dari inovasi tersebut dapat memberikan pemahaman yang lebih luas bagi seluruh instansi pemerintah di NTB, khususnya Dinas Kesehatan.
Pemerintah Kota Bima berkomitmen untuk melaksanakan agenda bersama dalam penanganan stunting setelah memahami pembelajaran dari inovasi ini, dengan harapan bisa melihat langsung efektivitasnya. Ajib juga menyebutkan bahwa terdapat penurunan angka stunting hingga 17%, yang merupakan pencapaian yang patut dihargai dan diadopsi oleh daerah lain. Kota Bima sendiri menempati urutan ketiga dalam sebaran Top Inovasi Kabupaten/Kota se-NTB periode 2014-2023.
Inovasi ini tidak hanya berdampak pada penurunan stunting, tetapi juga menegaskan pentingnya kolaborasi dalam menangani masalah yang kompleks seperti kemiskinan dan kesehatan.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Buma, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Dppkb, Kepala Bapedda Kota Bima, Kepala dinas Kominfotik Kota Bima, dan seluruh kepala dinas kesehatan se pRovinsi NTB melalui Daring. (AR/*)