NTB Darurat Stunting, 153 Ribu Balita Terancam Gagal Tumbuh

Mataram (NTBSatu) – Berdasarkan data terbaru tahun 2024 yang disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, awal Juli 2025, NTB menempati peringkat kedelapan tertinggi secara nasional dalam jumlah balita stunting.
Sebanyak 153.627 balita di NTB tercatat mengalami stunting. Kondisi kronis kekurangan gizi tersebut dapat menyebabkan gagal tumbuh, keterlambatan perkembangan, hingga menurunnya kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Masuknya NTB dalam 10 besar provinsi dengan kasus stunting tertinggi di Indonesia menjadi sinyal bahaya yang tak bisa pemerintah abaikan.
NTB berada di bawah provinsi-provinsi padat penduduk seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, bahkan melampaui DKI Jakarta.
Berikut Top 10 Provinsi dengan Jumlah Stunting Tertinggi 2024:
- Jawa Barat – 638.171 balita
- Jawa Tengah – 485.759
- Jawa Timur – 430.661
- Sumatera Utara – 316.368
- Nusa Tenggara Timur – 214.084
- Banten – 209.542
- Sulawesi Selatan – 185.706
- Nusa Tenggara Barat – 153.627
- Aceh – 145.736
- Kalimantan Barat – 134.328
Sementara secara nasional, angka prevalensi stunting tahun 2024 turun menjadi 19,8 persen, melampaui target Bappenas yang sebesar 20,1 persen.
Namun, keberhasilan nasional ini belum cukup dirasakan di NTB yang masih bergelut dengan tingginya angka kasus.
Pemerintah pusat telah menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 18,8 persen di 2025 dan 14,2 persen pada 2029, sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2025-2029.
Harapannya, NTB menjadi salah satu daerah prioritas untuk intervensi serius dan masif. (*)