Mataram (NTBSatu) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatatkan surplus neraca perdagangan yang signifikan pada Juli 2024. Angkanya mencapai 159,58 juta dolar AS.
“Pencapaian ini (neraca perdagangan) karena ada lonjakan nilai ekspor yang sangat tinggi,” ungkap Kepala BPS NTB, Wahyudin dikonfirmasi, Jumat, 16 Agustus 2024.
Ia memaparkan, nilai ekspor NTB pada Juli 2024 tercatat sebesar 208,84 juta dolar AS. Nilainya mengalami lonjakan sebesar 11.396,86 persen dari Juni 2024.
Hal tersebut lantaran sumbangsih dari terbitnya izin dan kegiatan ekspor PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Sumbawa Barat.
Sebelumnya, ekspor NTB pada Juni 2024 mengalami penurunan tajam, yaitu minus 99,64 persen karena nihilnya penjualan komoditas tambang ke luar negeri. Izin ekspor sebelumnya telah berakhir pada 31 Mei 2024.
“Kita banyak mengirim hasil tambang ke India dan Jepang. Masing-masing menyerap 50,81 persen dan 47,38 persen dari total ekspor NTB,” imbuh Wahyudin.
Adapun kelompok komoditas ekspor terbesar adalah Barang Galian/Tambang Non Migas. Nilainya mencapai 204,53 juta dolar AS atau 97,94 persen dari total ekspor.
Komoditas lainnya termasuk Perhiasan/Permata yang menyumbang 3,15 juta dolar AS (1,51 persen). Serta, Ikan dan Udang yang berkontribusi sebesar 634,7 ribu dolar AS (0,30 persen).
Sementara itu, nilai impor NTB pada bulan Juli 2024 mencapai 49,26 juta dolar AS. Nilai tersebut meningkat sebesar 22,00 persen daripada bulan Juni 2024.
“Impor terbesar berasal dari Cina (46,50 persen) dan Jepang (13,29 persen), dengan kontribusi signifikan dari Singapura dan Australia,” terang Wahyudinm
Komoditas impor terbesar adalah Mesin-mesin/Pesawat Mekanik, yang menyumbang 64,33 persen dari total impor.
Selain itu, impor Karet dan Barang dari Karet mencapai 13,29 persen, sementara Mesin/Peralatan Listrik menyumbang 10,81 persen. (*)