Ekonomi BisnisLombok Timur

Ratusan Koperasi di Lombok Timur Gulung Tikar

Lombok Timur (NTBSatu) – Ratusan koperasi di Kabupaten Lombok Timur gulung tikar pada tahun 2024. Dari total 612 koperasi di Lombok Timur, sebanyak 315 unit masih aktif, sementara 297 di antaranya sudah tidak aktif. Banyaknya koperasi yang gulung tikar itu salah satunya akibat kurangnya inovasi dalam manajemen usaha dan keuangan.

Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi Diskop UKM Lombok Timur, M. Irwan Khair mengatakan, inovasi dalam manajemen usaha dan keuangan sangat perlu. Hal itu bertujuan untuk mempersiapkan kebutuhan pasar kala bisnis online mulai menjamur.

Menurutnya, inovasi dalam usaha, maupun sistem pembayaran dan penarikan koperasi, sangatlah vital. Termasuk dengan cara memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini. Artinya, pengelola koperasi harus melek dengan teknologi yang terus berkembang.

“Inovasi dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting dalam menghadapi tantangan dan persaingan usaha di era modern,” ujar Irwan, Senin, 29 Juli 2024.

Ia pun mendorong adanya revitalisasi kelembagaan, usaha, dan keanggotaan dari pemilik koperasi untuk tetap bertahan dan berkembang. Selain itu, setiap koperasi juga harus mengedepankan prinsip ‘dari anggota untuk anggota’.

“Sebab, hal itu merupakan kerangka dasar untuk menjadikan koperasi yang berdaya dan maju,” ucap Irwan.

IKLAN

Irwan menjelaskan, revitalisasi kelembagaan bertujuan untuk meningkatkan peran lembaga dalam mengelola koperasi secara manajerial. Selanjutnya, Sumber Daya Manusia (SDM) harus memiliki pengetahuan tangkas dalam manajemen teknis, keuangan, maupun pemasaran dalam mengelola koperasi.

Irwan melanjutkan, tantangan koperasi saat ini sangatlah beragam. Maka, dalam mengahadapi persaingan usaha saat ini, perlu penanganan yang modern, inovatif, dan kreatif.

“Dari 315 koperasi yang masih aktif ini. Sebagian besar koperasi simpan pinjam. Sisanya terdiri dari koperasi produksi, konsumsi, jasa, dan pemasaran,” tandas Irwan.

Baca juga: Diskop UKM NTB Pakai DBH-CHT 2023 untuk Beli Alat bagi Pelaku Usaha

Koperasi Harus Tetap Hidup

Sementara itu, Direktur Utama Koperasi Bumi Raya, Murnan menyampaikan, koperasi Bumi Raya berasal dari Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI) yang bergerak di bidang ekonomi. Koperasi Bumi Raya mendorong dan membantu buruh migran melalui ADBMI.

“Kami merintis Koperasi Bumi Raya sejak tahun 2006. Melalui koperasi ini, kami mengajak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau buruh migran untuk berwiraswasta,” ungkap Murnan.

Tujuan utamanya koperasi tersebut adalah memutus mata rantai Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang keluar masuk ke sejumlah negara.

“Kehadiran koperasi ini untuk memberikan solusi para PMI di Lombok Timur untuk membuka usaha sendiri, dan agar tidak lagi menjadi PMI,” tutur Murnan.

Ia membeberkan, saat ini Koperasi Bumi Raya telah mengembangkan bisnis di seluruh wilayah Lombok Timur. Anggotanya pun mencapai 15 ribu orang dan pegawainya sebanyak 130 orang.

“Koperasi ini bergerak di bidang pembiayaan syariah dan usaha grosir sembako dengan sistem bagi hasil,” ucapnya.

Murnan mengakui, perekonomian beberapa tahun terakhir tengah melemah. Namun, ia menyebut Koperasi Bumi Raya tetap eksis dan berjalan dengan baik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button