Kota MataramPemerintahanPendidikan

Dinas Pendidikan Kota Mataram Belum Bisa Pastikan Merger SD Tahun Depan

Mataram (NTBSatu) – Wacana penggabungan atau merger SD yang minim mendapat siswa di Kota Mataram kembali mengemuka. Pasalnya, permasalahan ini kembali terjadi saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Mataram, terdapat empat SD yang mengalami kondisi dan situasi tersebut. Ada di daerah Mataram, Pagutan, dan Ampenan.

“Ada tiga sampai empat sekolah saja. Salah satunya, di SDN 36 Ampenan pendaftarnya hanya lima siswa. Penyebabnya adalah salah satu gerbangnya ditembok, akibat perkelahian Karang Genteng dan Petemon dulu,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Yusuf, S.Pd., Selasa, 23 Juli 2024.

Pihaknya pernah meminta untuk membuka kembali gerbang sekolah tersebut. Hanya saja, dari kelurahan setempat tidak berani, karena takut peristiwa itu kembali terjadi dan berdampak pada sekolah.

“Jadi persoalan SD yang kurang murid melihatnya harus dari konteksnya, seperti dari jumlah anak usia sekolah yang SD. Serta, zona sekolah yang berdekatan dengan sekolah swasta,” jelas Yusuf.

“Seperti yang terjadi di SDN 12 Mataram, itu karena lokasinya berada di antara sekolah swasta berlabel IT, MI, dan beberapa sekolah negeri,” tambahnya.

Sehingga, pihaknya akan melakukan kajian terlebih dahulu untuk mencari solusi SD yang minim siswa tersebut.

“Kebetulan hari ini ada pra Focus Gorup Discussion (FGD) oleh Bappeda membahas mengenai situasi SD minim siswa. Kami undang masyarakat sekitar sekolahnya, stakeholder lain, dan akademisi untuk mengakji secara komprehensif,” ungkap Yusuf.

Dinas Pendidikan Kota Mataram juga akan menggandeng Brida Kota Mataram untuk melakukan kajian merger SD ini.

“Setelah melakukan kajian, baru nanti keluar rekomendasi, apakah sekolah akan merger atau seperti apa,” katanya.

Yusuf pun belum bisa memastikan apakah saat PPDB 2025 mendatang langsung menerapkan kebijakan merger tersebut.

“Bisa jadi belum tentu merger, nanti lihat gimana rekomendasi kajiannya. Karena jangan sampai merger sekolah, lalu bangun sekolah lagi,” tandasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button