Lombok Timur (NTBSatu) – Penjabat (Pj) Bupati Lombok Timur, M Juaini Taofik, mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah pada Senin, 22 Juli 2024.
Plt Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Thohir, memimpin rakor pengendalian inflasi yang berlangsung secara hybrid tersebut.
Ia mengungkapkan, selama berjalan hampir dua tahun, rakor pengendalian inflasi daerah menghasilkan solusi terhadap sejumlah persoalan daerah. Di antaranya persoalan yang berkaitan dengan pupuk, imunisasi, dan pencetakan sawah baru.
Pengendalian harga kebutuhan pokok pada tahun ini menurutnya sudah cukup baik, kendati butuh formula untuk mempertahankannya.
“Makanya perlu langkah-langkah tegas, terutama hal yang berkaitan dengan pupuk. Tolong kepala daerah betul-betul peduli, karena pupuk ini memengaruhi 62 persen hasil panen,” kata Tomsi.
Terkait inflasi yang mencapai 2,51 persen pada bulan ini menurutnya sudah cukup baik. “Angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 2,84 persen,” ucapnya.
Ia pun mengingatkan para kepala daerah untuk fokus dengan langkah-langkah strategis. Agar tidak hanya menghasilkan solusi yang bersifat sementara.
Indeks Perkembangan Harga (IPH)
Sementara itu, Plh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, M Habibullah, memaparkan berdasarkan data SP2KP terdapat beberapa daerah yang Indeks Perkembangan Harga (IPH)-nya mengalami kenaikan tinggi. Yaitu kabupaten Buru, Nageiko, Bolaang Mongondow Timur, Malaka, Buru Selatan, Probolinggo, Teluk Wondama, Biak Numfor, Kapuas Hulu, dan Jombang.
Sementara daerah yang mengalami penurunan harga adalah Kabupaten Pariaman, Solok Selatan, Pasaman, dan Padang Panjang. Selanjutnya Solok, Sawahlunto, Sijunjung, Pesisir Selatan, Lima Puluh Kota, dan Muara Jambi.
Ia juga menyampaikan terdapat tiga komoditas yang mengalami kenaikan harga saat ini, yakni beras sebesar 0,27 persen, cabai rawit mengalami kenaikan harga sebesar 5,46 persen. Terakhir minyak goreng sebesar 0,54 persen.
Sementara dua komoditas mengalami penurunan harga,. Yaitu daging ayam ras turun sebesar 1,37 persen dan cabai merah turun sebesar 9,80 persen.
Pada momen yang sama, Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian, Pertiwi Nashwari, mengungkapkan peningkatan harga cabai rawit terjadi akibat kurangnya pasokan pasca kekeringan di beberapa lokasi sentra.