Mataram (NTBSatu) – Bendungan terbesar di NTB yakni Tiu Suntuk siap mengairi 1.900 Hektare lahan pertanian. Bendungan ini terletak di Desa Mujahiddin, Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.
Bendungan itu juga menjadi yang terbesar dari tujuh bendungan yang ada di NTB. Bendungan ini disebut-sebut sebagai bendungan yang cukup cepat pembangunannya serta memiliki berbagai manfaat.
Menjadi bendungan terbesar di NTB, Bendungan Tiu Suntuk ini memiliki kapasitas tampungan 60,85 juta m3. Bendungan Tiu Suntuk memiliki luas genangan 321,52 Ha.
Selain itu bendungan itu juga bisa mereduksi banjir seluas 489 Ha, penyediaan air baku dengan kapasitas 68 liter/detik dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro 0,80 MW.
Diresmikan pada 02 Mei 2024 lalu oleh Presiden Joko Widodo, Bendungan Tiu Suntuk ini menghabiskan anggaran sekitar Rp1,4 triliun. Pada peresmiannya, Presiden Joko Widodo menuturkan bahwa NTB merupakan salah satu provinsi dengan bendungan terbanyak di Indonesia.
Dalam sepuluh tahun terakhir, pemerintah telah membangun sebanyak tujuh bendungan di NTB.
Berita Terkini:
- Pemkot Mataram Siap Tutup Tempat Hiburan Tanpa Izin
- PON NTB: Investasi Berisiko Tinggi dan Ancaman Integrasi Wilayah
- Fauzi Terpilih Secara Aklamasi Ketuai FPTI Kota Bima
- 2.729 Jemaah Haji NTB Tiba di Makkah, 4 Orang Gagal Berangkat
- Maudy Ayunda Kerasukan di Foto Perdana Film “Para Perasuk”
“Pemerintah dalam 10 tahun ini telah membangun tujuh bendungan di NTB, hanya di NTB paling banyak. Dan, Bendungan Tiu Suntuk ini menjadi salah satu bendungan besar,” ucap Presiden dalam sambutannya yang dikutip dari laman menpan.go.id.
Hal ini dikarenakan karena air merupakan kunci dalam kehidupan saat ini. Terlebih dengan adanya perubahan iklim yang terjadi saat ini membuat air menjadi elemen yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat, salah satu upaya pemerintah yakni melalui pembangunan bendungan yang dilakukan di berbagai wilayah yang ada di Indonesia.
Bendungan Tiu Suntuk ini juga bisa menyuplai air baku sekitar 680 liter per detik, serta bisa mereduksi adanya banjir di sekitar Sumbawa Barat. (ADH)