Ekonomi Bisnis

Lombok Timur Sumbang Indeks Perkembangan Harga di NTB

Mataram (NTBSatu) – Kabupaten Lombok Timur menjadi salah satu wilayah dengan kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) tertinggi di Luar Pulau Jawa dan Sumatera pada pekan pertama Juni 2024.

Berdasarkan data SP2KP Kementerian Perdagangan (Kemendag), IPH Lombok Timur tercatat sebesar 1,38 persen dan berada pada peringkat ke-10, setelah Kabupaten Puncak, Papua Tengah (3,39 persen), Kabupaten Deiyai, Papua Tengah (3,19 persen), Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah (3,01 persen), Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (1,88 persen), Kota Bontang.

Lalu, Kalimantan Timur (1,84 persen), Kabupaten Jayapura, Papua (1,78 persen), Kabupaten Keerom, Papua (1,68 persen), Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara (1,68 persen), dan Kabupaten Maluku Barat Daya (1,38 persen)

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, pada Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin, 10 Juni 2024, menyebut 3 besar komoditas yang memberi andil terbesar terhadap kenaikan harga di 10 Kabupaten/kota tersebut antara lain, Cabai Merah, Daging Ayam Ras dan Cabai Rawit.

“Sementara komoditas penyumbang inflasi di Lombok Timur, NTB, adalah Bawang merah, Daging Ayam Ras dan Bawang Putih,” ujarnya.

Berita Terkini:

Terkait dengan pengendalian Inflasi, Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi NTB Lalu Wirajaya Kusuma, menyampaikan catatan dari Bapanas agar masing- masing OPD di pemerintah provinsi dapat mempercepat realisasi anggaran dekonsentrasi untuk gerakan pangan murah sesuai dengan targetnya.

“Untuk bulan Juni target realisasinya 60 persen, sementara NTB belum mencapai angka itu,” ujarnya ditemui usai rapat.

Di sisi lain, inflasi tahunan NTB pada Mei 2024 sebesar 2,77 persen. Angka tersebut lebih rendah dari persentase nasional yang mencapai 2,84 persen.

Sementara itu, secara bulanan (month to month/MtM), NTB mencatatkan deflasi diangka 0,41, lebih besar dari rata-rata nasional 0,03 persen.

Hal ini terjadi lantaran salah satu daerah perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) berkontribusi besar terhadap penurunan harga yaitu Kabupaten Sumbawa.

“Sebelumnya, Januari-April inflasi tahunan Kabupaten Sumbawa paling tinggi di antara daerah IHK lainnya, namun Mei kemarin tercatat yang paling rendah,” jelas Wirajaya.

Ada 3 daerah IHK di NTB, yakni Kota Mataram, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Sumbawa. Daerah IHK dengan tingkat Inflasi tahunan terendah pada Mei adalah Kabupaten Sumbawa 2,19 persen dengan perolehan IHK sebesar 106,27 persen. Sementara Kota Mataram 3,18 persen, dan Kabupaten Bima 2,9 persen. (STA)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button