Lombok Timur

Pesona Gunung Loang Dares, Wisata Alam Laksana “Surga” di Lombok Timur

Lombok Timur (NTBSatu) – Gunung Loang Dares di Desa Bebidas, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur, menjadi spot wisata penjelajahan baru di Pulau Lombok. Di mana panoramanya masih alami dan memiliki trek pendakian yang menantang. 

Gunung Loang Dares masih berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Jalur pendakian ke Gunung Loang Dares baru dirintis oleh komunitas pemuda desa setempat. 

Pintu masuknya terletak beberapa meter setelah pintu masuk Savana Propok yang lebih dulu terkenal di kalangan pendaki. Jalur Loang Dares sendiri cukup terjal dan menantang. Para pendaki hanya melintasi 100 meter jalur datar kawasan hutan. Setelahnya, terjal hingga ke puncak. 

“Ini tanjakan sepanjang masa,” ungkap salah seorang pendaki Loang Dares, Suyud Saputra Bakti, Minggu, 11 Agustus 2024.

Suyud bersama sejumlah pemuda setempat mencoba menjelajahi puncak Gunung Dares karena penasaran. Lebih lagi, treknya baru dan masih sangat alami. Belum lagi jalurnya penuh dengan rimbunan pohon dan savana. 

Gunung Loang Dares memiliki ketinggian 2082 meter dari permukaan laut (mdpl). Terdapat dua pos sebagai tempat istirahat melepas rasa lelah saat pendakian. Pos 1 berada di ketinggian 1.565 mdpl, lalu pos 2 dengan ketinggian 1.684 mdpl. 

“Bagi pendaki pemula, butuh waktu 3 sampai 4 jam perjalanan baru sampai puncak,” ucap Suyud. 

Meski jalurnya menantang dan terjal, lanjut Suyud, tapi rasa lelah itu hilang ketika sudah sampai di puncak. 

Dari puncak Gunung Dares, para pendaki bisa menikmati pemandangan deretan perbukitan, mulai dari Savana Propok, Bukit Pal Jepang di Sapit, puncak Pal Belanda, puncak Lembah Gedong, hingga pesona Gunung Rinjani dari titik ketinggian. 

“Ada areal camping juga bagi para pendaki yang ingin bermalam dan merasakan sensasi alam pegunungan,” tambah Suyud. 

Alasan Disebut Gunung Loang Deres

Masyarakat menyebut gunung tersebut sebagai Loang Dares karena memang di kawasan pegunungan itu banyak sarang burung hantu. Dalam bahasa Sasak, loang memiliki arti lubang, dan dares merupakan sebutan dari masyarakat setempat untuk burung hantu. 

“Disebut Loang Dares karena banyak burung hantu. Menurut cerita orang tua dulu, banyak kekekias atau burung hantu. Makanya ada lubang di sebelah timur itu,” ucap salah seorang perintis jalur pendakian Loang Dares, Junaidi. 

Ia berharap jalur pendakian yang mereka rintis bisa mendapat status jalur pendakian resmi oleh TNGR. Sehingga, bisa membuka lapangan kerja baru dan mengembangkan lokasi tersebut sebagai obyek wisata. 

“Kan banyak teman teman kita yang nganggur, harapan kita potensi ini membuka lapangan kerja,” pinta Junaidi. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button