Mataram (NTBSatu) – Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi menyebut, NTB daerah kecil yang memiliki berbagai masalah. Salah satunya adalah merariq kodeq atau pernikahan dini.
Gita mengajak seluruh pihak untuk ‘jihad’, dengan mendorong pematangan usia perkawinan. Pernikahan dini harus jadi perlawanan bersama.
“Salah satu efek dari pernikahan dini ialah ketidakmatangan secara biologis dan emosional. Ada yang salah asuh, terjadi stunting dan permasalahan lainnya,” ungkap Gita, Sabtu, 11 Mei 2024 dalam acara Halalbihalal Kagama NTB.
Berdasarkan data Pengadilan Tinggi Agama NTB, dispensasi menikah mencapai 734 kasus. Angka tersebut cukup tinggi, sehingga membuat berbagai pihak mengatensi capaian tersebut.
Dalam Halalbihalal bersama Kagama NTB, Gita mengharapkan seluruh pihak terus membahas cara untuk mengatasi pernikahan dini serta berkolaborasi membangun NTB.
“Dengan mengatasi penundaan pernikahan dini, maka akan menjadi pintu masuk dalam penyelesaian masalah stunting, kemiskinan ekstrem, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pintu masuk menuju Indonesia Emas 2045,” jelas Gita.
Dengan berbagai masalah ini, butuh komitmen bersama mangatasi kasus nikah dini. Sejalan dengan itu, seperti masalah stunting, kemiskinan, lingkungan dan lain sebagainya.
“Kehadiran Kagama harus mampu memberikan kolaborasi untuk sama-sama menyelesaikan berbagai permasalahan,” tandas Gita. (GSR)