Pendidikan

Dinas Dikbud NTB Luncurkan Program Infak Pendidikan, Bantu Siswa Kurang Mampu Tiap Jumat dengan Rp2.000

Mataram (NTBSatu) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB meluncurkan program Infak Pendidikan dalam kegiatan Anugerah Istimewa Sekolah (AISO) 2024 yang digelar di Halaman SMAN 1 Sembalun, Lombok Timur, Sabtu, 4 Mei 2024.

Program tersebut bertujuan untuk membantu para peserta didik jenjang SMA sederajat yang kurang mampu dan rentan putus sekolah karena faktor ekonomi keluarganya. Dengan program ini, harapannya peserta didik dapat terbantu agar bisa menyelesaikan pendidikannya.

Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB, Dr. H. Aidy Furqan menyampaikan, program Infak Pendidikan ini didorong setelah mendalami permasalahan masyarakat NTB bahwa ternyata ada dua tantangan terbesar, yaitu kemiskinan ekstrem dan angka putus sekolah.

“Hal ini kami temukan di beberapa sekolah ketika program Bakti Stunting, terdapat anak-anak kita di NTB yang masih membutuhkan uluran dari kita semua. Salah satunya ketika saya mengunjungi SMAN 1 Batukliang Utara,” kata Aidy, Sabtu, 4 Mei 2024.

Saat ke SMAN 1 Batukliang Utara, ia bertemu dengan seorang siswa yang setiap hari usai pulang sekolah mengambil buah kemiri. Buah kemiri yang diambilnya dijual dengan harga setiap 200 biji mendapat Rp14.000.

“Uang hasil dari jualan buah kemirinya itu dipakai untuk membeli bensin. Tidak ada uang jajan setiap hari, makan hanya sekali dalam sehari,” ujar Aidy.

Bahkan, siswa itu tidak setiap hari hadir di sekolah. Selama sebulan, ada 14 sampai 19 hari tidak bersekolah akibat tidak ada kendaraan yang digunakan.

Berita Terkini:

“Saya terharu karena menyaksikan langsung. Rumahnya tidak bertembok, bolong seperti baju yang dipakai. Sepatunya pun rusak,” tutur Aidy sambil menahan tangisnya.

Siswa itupun cerita kepadanya, bahwa memiliki keinginan untuk tamat dan lanjut kuliah. Akhirnya, melalui Kepala SMAN 1 Batukliang Utara, Aidy menitipkan seragam sekolah dan tas untuk diberikan kepada sang anak tersebut karena memiliki keinginan terbebas dari kemiskinannya.

“Saya juga menemukan anak-anak itu saking miskinya, dia memilih untuk menikah. Tetapi, apa yang ditemukan setelah menikah adalah masalah baru, karena temannya menikah juga memiliki masalah berat seperti dirinya. Maka, munculah persoalan baru, kemiskinan dan stunting itu,” ungkap Aidy.

Begitupun, saat dirinya bersama Wakil Gubernur NTB 2018-203, Dr. Sitti Rohmi Djalillah dan Penjabat (Pj.) Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi berkeliling ke masyarakat. Setiap ada pemberian bantuan, yang selalu diajak ke depan dan diberi sumbangan adalah anak yatim piatu, usia SD sudah tidak punya orang tua.

“Maka, dengan kondisi ini, saya membuat program Infak Pendidikan bekerja sama dengan Baznas, yang setiap hari Jumat cukup Rp2.000 diinfakkan dengan ikhlas oleh setiap anak didik dan unsur Dinas Dikbud NTB,” terang Aidy.

“Nantinya, akan disalurkan kepada anak-anak agar bisa menyelesaikan pendidikannya. Tidak diberikan uang, tetapi fasilitas seperti seragam, buku, dan sarana pelajaran yang lain,” tambahnya.

Pihaknya berharap, program Infak Pendidikan dapat dilaksanakan secara berjenjang. Mulai dari sekolah, tingkat kabupaten, dan provinsi.

“Kalau misalnya Infak ini terus berjalan, maka ke depan bisa membantu biaya pendidikan peserta didik yang kurang mampu. Bahkan, sampai mereka keterima di perguruan tinggi,” harap Aidy. (JEF)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button