Mataram, (NTBSatu) – Rencana relokasi Pasar Kebon Roek Kota Mataram ke kawasan Kebon Talo seluas tiga hektare terancam molor.
Penundaan ini lantaran belum adanya kepastian anggaran pembangunan dari pemerintah pusat.
Hal ini menimbulkan kekecewaan dan kekhawatiran para pedagang yang telah lama menanti kepindahan ke tempat yang lebih layak.
Salah satu pedagang di pasar Kebon Roek, Liana mengatakan dirinya sudah lama menunggu kepastian relokasi dari pasar tersebut. Hal itu dikarenakan Kondisi pasar sekarang sudah tidak nyaman, sempit, dan panas.
“Kami ingin pindah ke tempat yang lebih bersih dan tertata,” katanya, Jumat 3 Mei 2024.
Ketidakjelasan anggaran dari pemerintah pusat membuat Pemkot Mataram belum berani mengambil keputusan.
Beberapa upaya melobi dilakukan oleh Pemkot Mataram ke Kementerian Perdagangan RI tetapi belum membuahkan hasil.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram Uun Pujianto mengatakan pihaknya sudah berulang kali melobi, akan tapi belum ada jawaban pasti.
Berita Terkini:
- Pemprov NTB Salurkan Ratusan Hewan Kurban
- Hotman Paris Kritik KPK Soal Surat Edaran Pengusutan Korupsi di BUMN
- Harga Emas Antam Turun, Peluang Menarik untuk Investasi di Tengah Libur Iduladha
- 15 Ide Olahan Daging Kurban Anti Mainstream yang Bikin Hidangan Lebaran Makin Istimewa
- Kurban Tak Seramai Dulu, Ekonomi Sulit Jadi Biang Kerok
“Kami masih menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait anggaran tersebut,” katanya
Kondisi Pasar Kebon Roek saat ini memang sudah tidak representatif. Pasar yang ramai dikunjungi masyarakat ini terlihat kumuh dan sempit, dengan infrastruktur yang kurang memadai.
Hal ini dikhawatirkan dapat mengganggu kenyamanan pengunjung dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.
Penundaan relokasi Pasar Kebon Roek dan skema pengelolaan yang belum jelas menimbulkan kekecewaan dan kekhawatiran para pedagang.
Uun berharap adanya langkah konkret dan komunikasi yang transparan dari Pemkot Mataram untuk memberikan kepastian dan solusi bagi para pedagang dan masyarakat terkait masa depan Pasar Kebon Roek. (WIL)