Mataram (NTB Satu) – Kadisnakertrans NTB, I Gede Putu Aryadi mengatakan, pelatihan BLK hanya akan dapat izin jika bersedia kolaborasi bareng dunia usaha dan dunia industri. Selain itu, program pelatihan BLK harus melibatkan berbagai pelatih yang berasal dari eksternal, bukan hanya internal.
“Sehingga, kami telah mendatangkan pelatih dari berbagai jurusan. Nah, kami melibatkan segala pihak untuk merencanakan pelatihan, penempatan, dan pola rekrutmen kerja,” ujar Gede, Kamis, 15 Juni 2023.
Manakala Disnakertrans NTB hendak melakukan pelatihan kerja, maka instruktur harus sesuai dengan kebutuhan pelatihan. Sehingga, peserta pelatihan kerja akan dapat kesempatan besar untuk bekerja di suatu perusahaan.
“Bagi yang tidak terekrut, kami akan bikinkan program lanjutan yang menyangkut soal produktivitas wirausaha. Dalam pelatihan lanjutan tersebut, kami akan menyiapkan partner yang dapat memberikan bantuan modal,” terang Gede.
Semenjak terlantik pada 2021 lalu, Gede telah menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi kerja dan profesi. Hal tersebut bertujuan untuk membangun komunikasi yang rutin antara pekerja dan pencari kerja.
Gede telah mendata seluruh alumni program pelatihan kerja. Tujuannya, untuk mengetahui perihal tenaga kerja yang telah terserap dan belum.
Di NTB terdapat 217 lembaga pelatihan kerja swasta. Setiap tahun, dapat menghasilkan alumnus sebanyak 10.000 hingga 20.000 pekerja siap kerja.
“Kalau kami tidak menjalin hubungan baik dengan dunia industri, maka pekerja siap kerja tersebut akan menambah jumlah pengangguran di NTB. Oleh karena itu, kami akan terus melakukan yang terbaik untuk terus memangkas jumlah pengangguran di NTB,” tandas Gede. (GSR)