Lombok Barat

Protes Pemkab Lobar, Warga Tanam Pisang di Jalan Rusak Terong Tawah

Mataram (NTBSatu) – Jalan rusak parah di Desa Terong Tawah, Kecamatan Kabupaten Lombok Barat, menuai protes warga.

Untuk meluapkan kekecewaan, warga melakukan aksi tanam pohon pisang.

Aksi berlangsung sekitar pukul 09.00 Wita. Sejumlah pohon pisang ditancapkan di kubangan permukaan jalan berlubang dan penuh air sisa hujan.

Aksi solidaritas warga ini sebagai lanjutan aksi pasang spanduk “Doa azab ke Pemerintah” beberapa hari sebelumnya.

Ketua Forum Masyarakat Desa Terong Tawah (Formaster), Agus Sueb Biantara menyebut, aksi itu bentuk protes keras ke Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Kepala Desa Terong Tawah.

IKLAN

Mereka menilai, pemerintah abai terhadap kebutuhan infrastruktur dasar masyarakat.

“Kerusakan jalan ini sudah berlangsung puluhan tahun. Kami sudah beberapa kali menyampaikan keluhan melalui pertemuan langsung, tapi selalu diabaikan. Seperti angin lalu,” ujar Agus kepada NTBSatu dengan nada kecewa, Minggu, 20 April 2025.

Sebagai bentuk protes, Formaster yang mendapat dukungan masyarakat, melakukan aksi dengan menanam pohon pisang di jalan rusak parah tersebut.

Aksi ini merupakan sindiran sarkastik terhadap lambannya respon pemerintah dalam menangani masalah yang telah berlangsung bertahun-tahun.

Jalur ini merupakan akses alternatif. Meski begitu cukup strategis, karena penghubung Lingkungan Karang Genteng Kota Mataram dengan Desa Terong Tawah.

Saban hari, jalan ini macet parah, terlebih ketika hujan. Tak terhitung berapa kali insiden kecelakaan sepeda motor dan tabrakan antar kendaraan, akibat terjerembab di kubangan.

Saat hujan, permukaan jalan becek dan berlubang bak kolam dadakan.

Jalur ini begitu padat karena selain dilalui warga lokal, juga warga yang tinggal di puluhan kompleks perumahan di desa tersebut.

Protes Penghuni Perumahan

Kekecewaan juga datang warga setempat, yang bermukim di Perumahan Wisma Permata, Alfisahrin menyebut jalur Terong Tawah seharusnya menjadi prioritas utama pembangunan karena memiliki nilai strategis tinggi.

Kawasan ini merupakan pusat konsentrasi permukiman terbesar di Lombok Barat, dengan aktivitas ekonomi yang padat—mulai dari pasar, ruko, kos-kosan, hingga perdagangan mikro lainnya.

“Perputaran uang di wilayah ini sangat besar. Kalau dikelola dengan baik, akan berdampak langsung pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tapi jalan dibiarkan rusak bertahun-tahun. Ini menunjukkan tidak adanya political will yang serius dari pemerintah,” lanjutnya.

Ia menekankan, bahwasanya kekuasaan yang diberikan oleh rakyat semestinya digunakan untuk menyelesaikan kesulitan rakyat. Infrastruktur dasar bukanlah kemewahan, melainkan hak dasar warga negara.

“Wajar jika masyarakat marah. Kami butuh aksi nyata, bukan janji-janji politik. Pemerintah harus punya hati nurani. Infrastruktur vital seperti ini seharusnya tidak diabaikan begitu saja,” tegas Agus.

Kerusakan jalan semakin parah saat musim hujan tiba. Genangan air menutupi lubang-lubang besar di sepanjang jalan, menciptakan kondisi mirip kubangan.

Bahkan berdasarkan video yang diunggah ke akun Instagram NTBSatu pada Minggu, 20 April 2025, yang dikirimkan warga, kerapkali pengendara motor yang melintas terjatuh karena jalan yang licin dan tergenang.

Sebelumnya, Dewan Kabupaten Lombok Barat mengumumkan adanya rencana pengalokasian dana sebesar Rp7 miliar untuk perbaikan jalan di Terong Tawah.

Namun hingga saat ini, belum ada kepastian kapan proyek tersebut akan dimulai. Masyarakat pun berharap agar proses realisasi tidak lagi berlarut-larut. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button