Ia juga menerangkan, di satu sisi anomali iklim yang tengah melanda beberapa negara di dunia seperti El Nino yang sudah mulai terjadi pada pertengahan 2023 juga menyebabkan produksi beras di beberapa negara mengalami penurunan.
Alhasil, kebutuhan yang meningkat itu harus berebut beras di pasar internasional dan membuat harganya melonjak.
Menurutnya, berkurangnya produksi beras di banyak negara akibat anomali cuaca.
Hal itu akhirnya membuat setiap negara mengamankan terlebih dahulu ketersedian pangan di dalam negeri dan membatasi impor keluar.
Berita Terkini:
- MDMC Gelar Program “Karang Tangguh” di NTB, Upaya Tekan Risiko Dampak Bencana
- Debat Baru Mulai, Calon Wali Kota Bima Nomor Urut 3 Tinggalkan Podium
- Senator Evi Apita Maya Tegaskan Dukung Zul-Uhel di Pilgub NTB 2024
- SMKPP Negeri Bima akan Teruskan Pertanian Berkelanjutan
Indonesia yang juga importir beras mau tidak mau harus menerima dampak dari adanya fluktuasi harga beras tersebut.
“Dampak El Nino juga terasanya sekarang juga. Di beberapa wilayah juga bukan hanya panas, tapi beberapa daerah juga banyak yang terendam banjir. Dampak dari India (pembatasan ekspor) ini cukup signifikan orang mengamankan pasokan masing-masing dari beberapa negara,” pungkasnya. (STA)