Pengendalian gabah kering yang keluar NTB ketika panen raya mendatang juga akan dioptimalkan pihaknya.
“Opsi impor bisa saja dilakukan, tetapi yang menjadi prioritas adalah bagaimana agar gabah kering yang keluar ini kita kendalikan dulu untuk stok di daerah,” kata Gani.
“Itu kan sudah ada Peraturan Gubernur (Pergub), kita akan optimalkan dan konkretkan kembali,” sambungnya.
Sehingga masyarakat tidak perlu panik maupun sampai melakukan pembelian beras secara terus-menerus, akibat harga yang meningkat tajam.
“Ini yang akan kita kendalikan,” tegas Gani.
Berita Terkini:
- Eks Bupati Lombok Timur Bakal Diperiksa Dugaan Korupsi Rp52 Miliar Lahan MXGP Samota
- Polisi Agendakan Periksa Oknum Anggota DPRD NTB Dugaan Penipuan Proyek Rp1,29 Miliar
- MJA Targetkan Seribu Beasiswa Per Tahun untuk Putra-putri Lombok Utara
- MDMC Gelar Program “Karang Tangguh” di NTB, Upaya Tekan Risiko Dampak Bencana
Beberapa pedagang di pasar juga telah melakukan pembatasan penjualan beras kepada pembeli, ungkapnya, dan itu merupakan langkah yang tepat.
“Bagus itu pasar melakukan pembatasan penjualan sebagai antisipasi. Jangan kita panik, sudah punya 10 kilogram, lagi beli 15 sampai 20 kilogram,” ujar Gani.
“Jadi sudah, gunakan beras yang ada dulu, kalau sudah abis baru kita beli,” sarannya. (JEF)