Mataram (NTBSatu) – Kiyai tersohor Nahdlatul Ulama (NU) KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus beri pesan kepada pemilih.
Gus Mus mengajak pemilih untuk memilih pemimpin dengan akal sehat serta berdasarkan hati nurani. Terutama soal memilih Calon Presiden dan Wakil Presiden serta Calon Legislatif.
“Memilih pemimpin itu harus dengan akal dan nurani,” tutur Gus Mus di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, dikutip dari nu.or.id pada Senin, 12 Februari 2024
Menurut Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, memilih calon yang sudah ada ini mesti dipertimbangkan dengan baik dan matang. Sebab setiao calon tersebut sudah memiliki rekam jejak yang dapat di pelajari.
“Kalau tidak bisa memilih yang terbaik, pilih yang tidak begitu buruk dari yang buruk-buruk. Kemudian tanya kepada hati nurani, mana pilihan saya?” ucap Gus Mus
Masih kata Gus Mus, kalau pemilih memilih dengan melihat rekam jejak dan sesuai hati nurani, maka tidak peduli nanti yang menang siapa.
Berita Terkini:
- Lebih dari Sekadar Helm dan Rompi, AMMAN Tanamkan K3 sebagai Gaya Hidup
- Pelantikan Serentak Kepala Daerah 6 Februari 2025 Bakal Diundur
- Pengangkatan PPPK Paruh Waktu Tunggu Kebijakan Pusat, Pemprov NTB Minta Honorer Sabar
- PT Autore Sebut Aktivitasnya di Perairan Sekaroh Legal
Tetapi, Gus Mus melanjutkan, kalau pemilih memilihnya dengan emosi, maka nanti sesudah pemilihan, pemilih masih emosi.
Kiai sepuh NU yang juga rajin menulis “Jumat Call” di akun media sosialnya ini juga berpesan agar dalam memilih tidak hanya ikut-ikutan, karena yang diikuti itu jangan-jangan dia juga pengikut.
“Dan ingat, kalau pilihan seperti pilihan presiden, itu lima tahun sekali. Kalau kamu salah milih, toh nanti masih ada lima tahun lagi, bisa mikir lagi,” katanya seraya terkekeh.
“Jangan dianggap seperti pemilihan setelah yaumil qiyamah, anggap enteng aja,” imbuhnya.
Dengan memilih dengan cara seperti itu, lanjutnya, maka menang kalah pun dia tidak akan menimbulkan persoalan yang macam-macam.
“Tapi kalau pemilihnya ada rasa gela (kecewa) segala macam, ingatlah bahwa nanti masih ada, lima tahun lagi masih ada pemilihan lagi. Kalau sekarang ndak menang, coba nanti lima tahun lagi, pilih lagi, barangkali menang. Atau nyalon lagi,” pungkasnya. (SAT)