Mataram (NTBSatu) – Pada kegiatan Jumat Salam kemarin, Pemprov NTB melaksanakannya di salah satu desa di kawasan kaki Gunung Rinjani, yakni Desa Bilok Petung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur.
Pada kegiatan Jumat Salam ini, masyarakat Desa Bilok Petung menyampaikan persoalan yang dialaminya saat ini, dua di antaranya terkait susah sinyal atau blank spot dan kelangkaan pupuk.
Bawadi, salah seorang masyarakat setempat mengaku, masalah kelangkaan pupuk dan susah sinyal ini, bukanlah persoalan baru.
Masalah kelangkaan pupuk di desa itu sudah dialami petani sejak dua tahun lalu. Dari sekian banyak kelompok tani yang dibentuk, hanya beberapa yang memperoleh jatah pupuk tersebut.
“Terutama masyarakat yang memupuk tanaman jambu mete ini sebagai penghasil yang tertinggi kami. Tentu pupuk ini sangat kurang bahkan boleh dikatakan langka,” kata Bawadi, paja Jumat, 2 Februari 2024.
Berita Terkini:
- Sebelum Gubernur Terpilih Dilantik, Hassanudin akan Dievaluasi Kemendagri 9 Januari 2025
- Dunia WWE Berduka, Rey Mysterio Meninggal Dunia
- DAK Fisik Tahap III Pemprov NTB Terancam Tidak Cair, Sekda: Semua Sudah Clear
- TPA Kebon Kongok Overload, Iqbal Janji Pengelolaan Sampah Jadi Prioritas
Karena itu ia berharap, agar pemerintah dalam pembagian pupuk subsidi dibagikan secara merata. Mengingat, sebagai daerah pembudidaya jambu mete terbesar di Lombok Timur, ketersediaan pupuk dengan harga terjangkau sangat dibutuhkan.
“Tentu dari harga sangat berpengaruh sekali untuk petani, kalau yang tidak subsidi mahal sekali, yang urea saja harganya Rp800.000 kalau Toska Rp1,5 juta nah ini sangat jauh sekali,” ujarnya.
Sementara untuk persoalan sinyal, masyarakat di Desa Bilok Petung bahkan ada yang sampai naik gunung hanya untuk mencari sinyal.