Mataram (NTBSatu) – Beberapa daerah di NTB sudah mulai memasuki musim tanam pertama. Sementara sebagiannya lagi, terpaksa harus menunda lantaran kondisi curah hujan yang belum merata.
Mengawali musim tanam tahun 2024 ini, Pemprov NTB melakukan inspeksi untuk memastikan ketersediaan pupuk bagi para petani.
Dalam giatnya itu, Penjabat (Pj.) Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi mengatakan, jika PT Pupuk Indonesia (PI) berkomitmen untuk menyiapkan pupuk sesuai dengan kebutuhan petani.
“PT PI akan mensuplai sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ini akan terus kami pantau jangan sampai musim tanam satu dan dua ini terganggu,” kata Gita Ariadi, Jumat, 12 Januari 2024.
Adapun kuota pupuk untuk NTB tahun 2024 mengalami penurunan. Rinciannya, pupuk urea sebesar 130.115 ton, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 182.848 ton.
Kemudian pupuk NPK yang semula sebanyak 106.052 ton, turun menjadi 89.182 ton, dan NPK formula khusus dari 1.121 ton menjadi 153 ton.
Kuota pupuk yang diberikan tersebut hanya untuk musim tanam pertama, sehingga hal tersebut menjadi atensi Pj Gubernur untuk memastikan ketersediaan pupuk NTB untuk para petani.
“Ada pesannya seperti itu (penambahan pupuk untuk musim tanam selanjutnya) kemarin dan ini akan kami pantau terus tindak lanjutnya,” ungkapnya.
Baca Juga: KCD Bima Usulkan Calon Kepsek Definitif Isi Kekosongan di Enam Sekolah
Terpisah, Asisten II Setda Provinsi NTB, Fathul Gani mengatakan, sebagai salah satu daerah lumbung pangan, tidak sepatutnya jatah pupuk subsidi NTB dipangkas.
Namun, kata Gani, pemangkasan itu disebabkan kondisi keuangan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) yang sedang dalam tahap pembenahan.
“Kondisi keuangan, hanya itu aja ujung-ujungnya. Kondisi keuangan Kementan. Mungkin sekarang sedang pembenahan karena memang situasinya benang kusut,” jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB itu menyampaikan, menurut informasi yang didapatkannya, jatah pupuk NTB hanya dipangkas pada musim tanam pertama saja.
Sementara untuk kebutuhan di musim tanam selanjutnya akan dipenuhi sesuai kebutuhan.
“Bila perlu nanti kita akan bersurat dengan Pak Gubernur. Berapa kebutuhan pupuk di masing-masing kabupaten dan kota. Itu yang diinput dan kita ajukan surat,” ungkapnya.
Ia mengaku, jumlah pupuk yang dialokasikan tersebut masih jauh dari kebutuhan petani di NTB. Secara keseluruhan, kebutuhan pupuk untuk petani mencapai 300.000-an ton.
“Jumlah tadi (130.115 ton) hanya untuk menyelamatkan musim tanam pertama saja dulu. Kan kita punya musim tanam 2 sampai 4,” terangnya. (MYM)
Baca Juga: Anak Muda NTB Punya Peran Besar Atasi Perubahan Iklim