Mataram (NTBSatu) – Garis pantai yang ada di Kota Mataram hampir 80 persen mengalami abrasi, terutama pantai yang dilalui oleh muara sungai.
Hal tersebut selalu terjadi karena kondisi tanah pasir yang terus berubah, maju dan mundur. Kondisi pasir yang mundur tersebut dapat menyebabkan abrasi.
Melihat kondisi itu, Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahmadi mengatakan salah satu pantai yang sangat rawan abrasi ialah di daerah Pantai Ampenan.
“Karena pasir pantai di Ampenan memang sangat mundur dari kondisi yang sebelumnya,” jelasnya, Rabu 10 Januari 2024.
Ia menambahkan pantai di sekitar Ampenan mengalami abrasi hampir setiap tahun,dan beberapa muara sungai sudah dipasangkan Jeti atau bangunan tegak lurus pantai yang diletakan pada kedua sisi muara sungai. Langkah ini berfungsi untuk mengurangi pendangkalan air oleh sedimen pantai.
Berita Terkini:
- Kota Mataram Disebut Kumuh, Fahri Hamzah Dorong Warga Tinggal di Rusun
- Pemuda Lombok Timur Ditemukan Tewas di Kamar Mandi, Diduga Terlilit Utang Judol
- FJLT Evaluasi Kinerja Pj Bupati Lombok Timur 2024
- Fahri Hamzah Tantang Inovator Perumahan: Berapapun Duitnya, Kami Sediakan
“Akan tetapi, dampaknya salah satu sisi garis pantai mengalami abrasi yang luar biasa, seperti di Pantai Mapak dan Pantai Selingkuh,” ujarnya.
Menurut Ahmadi, penyebab utamanya ialah pemasangan bronjong yang ada hanya bersifat pengamanan sementara, dan belum dilakukan perbaikan atau peninjauan ulang.
“Panjang Jeti itu yang harus dibenahi, karena ada sebagian yang maju, dan sisi garis pantai tersebut mengalami abrasi,” jelasnya. (WIL)