Selong (NTBSatu) – Peristiwa tabrakan pesawat Japan Airlines dengan sebuah pesawat penjaga pantai di Bandara Haneda, Tokyo, pada Selasa, 2 Januari 2024 lalu menjadi perhatian seluruh dunia.
Lima awak pesawat penjaga pantai tersebut meninggal dunia dan satu orang mengalami luka parah. Sementara, cara awak pesawat Japan Airlines mengevakuasi penumpang di tengah kobaran api tanpa menimbulkan korban jiwa menuai pujian sekaligus membuat penasaran warga dunia.
Menurut pakar penerbangan, sikap penumpang yang tertib dan tidak membawa satupun barang bawaan selama evakuasi berlangsung merupakan faktor utama di balik cepatnya proses evakuasi 379 orang dari pesawat.
Walaupun pesawat itu sudah menjadi ‘bola api’, pakar penerbangan mengacungkan jempol atas kemampuan awak kabin Japan Airlines dalam menerapkan pelatihan yang mereka dapatkan serta para penumpang yang berperilaku baik sehingga seluruh nyawa pun selamat.
Baca Juga: Ingat! Kades Ngeyel Berpolitik Praktis Diancam Pidana Penjara
“Jika ada yang berusaha mengambil barang bawaan mereka, maka ini sangat membahayakan karena proses evakuasi menjadi lebih lambat,” ujar Direktur Kelompok Teknik Keselamatan Kebakaran di Universitas Greenwich, Prof. Ed Galea, dikutip dari BBC, Sabtu, 6 Januari 2024.
Galea menambahkan, kondisi pesawat Airbus A350 setelah kecelakaan tidaklah ideal sehingga menyulitkan evakuasi.
“Posisi hidung pesawat berada di bawah sehingga sulit bagi penumpang untuk bergerak,” lanjutnya.
Hanya tiga seluncur darurat yang bisa digunakan untuk mengevakuasi penumpang tetapi penggunaannya tidak sempurna karena posisi pesawat. Seluncur-seluncur ini rupanya sangat terjal dan ini bisa membahayakan penumpang ketika turun.
Pihak Japan Airlines melaporkan bahwa sistem pemberitahuan pesawat juga tidak berfungsi selama proses evakuasi, sehingga awak pesawat harus memberikan instruksi menggunakan megafon dan berteriak.
Baca Juga: Adu Kuat Timses Mantan Jendral pada Pasangan Calon Sebelum Debat Pilpres ke 3
