Mataram (NTBSatu) – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek bersama Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) telah merilis hasil survei tentang penggunaan Bahasa Daerah. Hasilnya tertuang dalam rilis long form Sensus Penduduk (SP) 2020 yang diterbitkan, pada akhir Januari 2023.
Hasil surveinya menunjukkan bahwa 73,87 persen penduduk Indonesia masih menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dengan keluarga. Sedangkan dengan kerabat penggunaan bahasa daerah ada di angka 71,93%.
BPS pun membagi populasi Indonesia dalam enam generasi melalui surveinya. Mulai dari generasi Pre-Boomer (lahir sebelum 1945), Baby Boomer (lahir 1946-1964), Gen X (lahir 1965-1980), Millennial (lahir 1981-1996), Gen Z (lahir 1997-2012), dan Post Gen Z (lahir pada 2013 dan seterusnya).
Setelah dibagi, ditemukan juga bila penggunaan bahasa asing yang terus marak dipergunakan untuk berkomunikasi menyebabkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah perlu untuk dijaga antargenerasi.
Mengapa begitu? Berikut penjelasan BPS bersama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek:
Berita Terkini:
- Gembar-gembor NTB Mendunia, Petani Jagung Menjerit Akibat Harga Anjlok
- Peternak Sapi Demo di Pelabuhan Gili Mas, 14 Ekor Mati karena Dehidrasi
- Maia Estianty Kenang Kebaikan Hotma Sitompul dan Sesal Rossa Lewatkan Telepon Terakhir Mendiang Titiek Puspa
- iPhone 17 Segera Meluncur, Bentuk Kameranya Jauh Berubah
- Persentase penutur bahasa daerah antara generasi Pre-Boomer ke generasi Post Gen-Z semakin berkurang setiap waktunya;
- Lebih dari 90 persen generasi Post Gen-Z hingga generasi Baby Boomer dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia;
- Generasi Pre-Boomer yang mampu berbahasa Indonesia hanyalah sekitar 80 persen;
- Penutur dan penggunaan bahasa daerah di keluarga paling besar adalah generasi Pre-Boomer dengan keterangan:
- Pre-Boomer: 87,13%
- Baby Boomer: 82,56%
- Gen-X: 77,31%
- Millennial: 73,95%
- Gen-Z: 72,21%
- Post Gen-Z: 62,94%